Raja Salman, Pelayan Dua Kota Suci datang ke Indonesia. Raja Salman disambut Presiden Indonesia, Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Bandara Halim Perdana Kusuma. (baca: Ahok Salaman dengan Raja Salman, Siapa yang Kejang-Kejang?)
Raja Salman mengenakan sorban kebesaran, merah kotak-kotak dan jubah warna cokelat keemasan. (baca: Raja Salman Datang Pakai Sorban Kotak-Kotak Merah, Ayo Siapa yang Hina Kotak-Kotak?)
Yang menarik adalah motif sorban Raja Salman. Sorban yang paling dikenal adalah sorban yang berwarna merah dan dianggap lebih khas, padahal masyarakat Arab banyak yang menggunakan sorban berwarna putih atau kafeyah biasa. Secara umum sorban berwarna merah sama dengan sorban yang lainnya, yang menjadi ke-khasan nya adalah cara penggunaan dari sorban tersebut. Dalam bahasa Arab sorban yang berwarna merah dinamakan dengan Syimagh, sedangkan jenis yang lainnya disebut ghutrhah yaitu sorban berwarna putih. (baca: Pendukung Teroris di Belakang Anies (3))
Perbedaan penggunaan sorban ini adalah di tanah air sorban biasanya digunakan seperti kafeyah atau disimpan di pundak dilingkarkan seperti syal, sedangkan di Tanah Suci sorban digunakan di atas kepala yang sudah dipakaikan peci terlebih dahulu. Penggunaannya menyelimuti kepala hampir sama dengan penggunaan hijab, sebagian orang juga menambahkan ikat diatas kepalanya atau aksesoris sejenis. Tujuan penggunaan seperti ini adalah untuk menghindari hembusan panas atau dingin cuaca gurun pasir.
Syimagh bisa dijadikan oleh-oleh yang khas dari tanah suci, selain makanan seperti kurma atau pakaian khas seperti jubah. Kerabat yang mendapatkan Syimagh akan merasa bangga terlebih jika yang membawanya telah melaksanakan ibadah haji atau umroh. Untuk bisa mendapatkan kain ini, jamaah tidak perlu bingung, Syimagh bisa ditemukan di seluruh penjuru tanah suci. (gerpol)