Wajah Shinta Utami, tampak penuh butiran keringat.
Meski terlihat lelah, tangannya sigap mengayuh kursi roda yang didudukinya dengan semangat.
Wanita kelahiran 29 Oktober 1984 itu didamping tiga kerabatnya.
Baca:
- Terbongkar! Fahira Idris Ngamuk Untuk Menutupi Fitnahnya
- Meski Dicaci Kelompok Garis Keras, Ansor-Banser NU Tetap Kokoh Membela NKRI
- Atas Nama Rekonsiliasi Anies Larang Warga DKI Buka Medsos
Ia hendak menemui Gubernur DKI Jakarta, Ahok di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).
Ia menggunakan kursi roda dari Jogja menuju Balai Kota Jakarta.
Sekira pukul 11.00 WIB ia tiba di Balai Kota.
Ketiga kerabatnya pun langsung membantunya dengan mengangkat kursi roda ke halaman pendopo Balai Kota.
Kursi roda itu dilengkapi alat mengayuh menggunakan tangan.
Sementara di bagian depan dan belakang dipenuhi berbagai barang untuk keperluang Shinta dalam perjalanannya.
Warga yang telah memenuhi pendopo untuk mengantre pun membuka jalan untuk Shinta.
Dengan penuh harap, wanita yang mengenakan kaos merah muda dan kursi roda berisi berbagai perlengkapan kebutuhan sehari-hari itu turut mengantre.
Dengan napas sedikit terengah, Shinta mengatakan perjalanannya dari Jogja, sejak 10 April 2017 atau sudah memakan waktu 17 hari.
“Saya sengaja ke sini mau ketemu Pak Ahok. Mau kasih dukungan,” kata Shinta yang sudah menderita polio sejak usia empat tahun itu.
Untuk melakukan perjalanannya ia mengaku telah mempersiapkan sejak Oktober lalu.
Dengan latihan fisik dan melakukan modifikasi kursi roda.
Namun, selama perjalanan ia mengaku menemukan kendala.
Mulai dari jari-jari kursi roda rusak, free wheel-nya rusak, dan mengganti bannya, di daerah Purwokerto dan Cirebon.
“Selama di jalan saya banyak dibantu. Bahkan banyak yang mengawal. Makanan juga banyak yang kasih dan bayarin. Bahkan banyak yang mengira saya pengemis. Padahal saya mau menunjukkan kami itu masih bisa mandiri,” katanya.
Sementara untuk tidur dan mandi ia kerap memanfaatkan fasilitas SPBU dan rumah makan 24 jam.
Ia juga membawa matras dan kelambu untuk kenyamanan tidurnya.
“Saya ke sini mau mengubah stigma di masyarakat bahwa penyandang disabilitas tidak bisa mandiri.”
“Saya juga mau protes kepada pemerintah masalah aksesbilitas. Karena masih banyak trotoar yang dipakai untuk berjualan,” katanya.
Dengan datangnya ke Balai Kota ia juga ingin menyampaikan pesannya.
“Saya ngefans juga sama Pak Ahok. Karena sudah banyak trotoar yang ramah disabilitas. Dipasang guiding block,” katanya.
Ia pun mengaku pernah latihan di skate park Kalijodo.
“Siapapun nanti jadi Gubernurnya bisa lebih baik lagi dan lebih memperhatikan untuk fasilitas disabilitas,” katanya.
Seperti diketahui, sejak empat hari belakangan, warga banyak berdatangan ke Balai Kota untuk sekedar berfoto dengan Ahok.
Jumlah warga mencapai lebih dari 500 orang setiap harinya.
Bahkan karangan bunga dalam bentuk dukungan juga terus mengalir.
Hingga hari Jumat (28/4/2017), jumlah karangan bunga telah mencapai lebih dari 4.500 buah.
(tribunnews/gerpol)