Caleg gagal PKS ini memang pembenci elemen ataupun bagian dari NU sejak dulu. Jika Rizieq tak habis selalu menghina Gus Dur, curut Khilafah bernama Mustofa Nahra ini pernah menghina Ibu Sinta Nuriyah. Dengan gagah dia bikin hoax bahwa Ibu Nyai diusir pada kegiatan sebuah Gereja di Semarang yang dihadiri Ibu Nyai.
Kloningan palem botol ini mencuit “Apa sudah habis umat ini, sehingga harus buka puasa di Gereja? Lama-lama dia gelar Slaat Jamaah Antar Iman, #BukadiGereja,”
Langkahnya mati didepan NU karena ideologi Khilafahnya yang selalu dia gemborkan selalu gagal oleh garda terdepan NU, GP Ansor.
Curut Khilafah ini juga memusuhi Pengurus NU Amerika Ahmad Sahal dan Pengurus NU Australia Nadirsyah Hosen yang selalu menelanjangi pemihakannya pada ISIS. Semacam mati gaya, tapi masih petentengan mengumbar fitnah dan ujaran kebencian pada NU. Ini bukti pemihakan Mustofa Nahra pada ISIS.
Sebelumnya, Mustofa juga pernah mengunggah foto yang dia akui sebagai kekejaman Satpol PP di Kampung Pulo padahal bukan. Foto yang dia jadiin bahan fitnah adalah Peristiwa Koja Berdarah di Makam Mbah Priok 2010 lalu. Hoax memang makanan sehari-hari dari Caleg PKS yang Gagal ini. Kalau tidak menghina NU ya bikin Hoax, itulah pekerjaan dia yang utama.
Yang terbaru adalah hinaan dia pada Ketua Umum GP Ansor, Gus Yaqut Qoumas Cholil yang pada Jumat 7 April 2017 menerima Ahok Djarot bersilaturahmi di Markas GP Ansor dan memberikan dukungan pada Paslon Ahok Djarot di Pilkada DKI.
Kebencian Mustofa Nahra disampaikan lewat cuitan ini
Mustofa Nahra selalu mencoba membuat marah NU, sejauh ini NU tidak pernah menganggap cuitan ataupun provokasi yang dilontarkan si Mus. Bukan sebuah perkara besar bagi NU, namun dia secara sadar selalu memupuk semakin banyak kebencian pada NU. Dia sedang siram bensin di mulutnya sendiri, tinggal nunggu sedikit percikan api maka akan terbakar sendiri.
Ideologi ISIS sudah kental di otaknya, dan NU adalah penjaga NKRI sangat konkrit menolak berdirinya Khilafah di Indonesia. Dengan terjaganya kerukunan dan semangat Kebangsaan, justru si Mus yang mati gaya dan mati gaya, bukan NU. Provokasinya angin lalu saja, dan justru menampakkan kebodohan Mustofa Nahra makin terbuka.
Tinggal menunggu waktu saja si Mus ini akan bertemu dengan apesnya sendiri.
(gerpol)