Nama Hary Tanoe mendadak menjadi perbincangan setelah disebut oleh Antasari Azhar sebagai kurir SBY yang berujung kriminalisasi terhadap Antasari Azhar.
(baca: Dahsyat! Antasari Membongkar Jaringan SBY, Hary Tanoe dan Anies Baswedan)
Hary Tanoe selain penguasa juga dikenal sebagai Ketua Umum Partai Perindo yang mendukung Anies Baswedan dalam Pilgub DKI.
Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang didirikan oleh pengusaha Harry Tanoesoedibjo memberikan sinyal dukungan kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017.
(baca: 9 Alasan Kuat Tidak Memilih Anies-Sandi)
Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, dukungan kepada Anies-Sandi tinggal menunggu waktu. Anies disebutnya telah dua kali bertemu dengan pendiri yang sekaligus menjabat Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoesoedibjo.
“Sudah beberapa kali ketemu dengan ketua umum. Sudah tinggal menungu hari baik,” kata Rofiq di DPP Partai Perindo di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/11).
(baca: Saham Perusahaan Bohir Anies, Hary Tanoe Rontok Gara-Gara Antasari Azhar)
Rofiq berkata, partainya melihat kesamaan visi dan misi pada pasangan yang diusung Gerindra dan PKS itu. Salah satunya adalah program membangun kesejahteraan.
Ia mengklaim partainya sudah siap mendukung Anies-Sandi dengan mengarahkan seluruh perangkat partai yang ada di Jakarta.
“Infrastruktur yang dimiliki partai cukup banyak, tentu akan membawa kemanfaatan bagi kandidat,” ujarnya.
Rofiq menambahkan, hingga kini partainya baru berkomunikasi dengan pasangan Anies-Sandi. Sedangkan kepada pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat belum dilakukan.
Sementara itu, terkait dukungan yang akan diberikan Perindo, Anies belum mau berkomentar banyak. “Nanti kita lihat ya (dukungan),” ucapnya.
Anies hari ini mengisi seminar yang diadakan Pemuda Perindo. Dalam seminar itu ia menekankan pentingnya pemuda, dan juga sedikit menyinggung persoalan yang ada di Jakarta saat ini.
Hingga kini, Anies-Sandi yang diusung PKS dan Gerindra terus berkampanye ke titik-titik padat penduduk. Sesuai dengan laporan Bawaslu DKI Jakarta, Anies-Sandi telah menyambangi 82 titik selama dua pekan kampanye hingga Kamis kemarin.
Sebelumnya, mantan orang nomor satu di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut mengaku bahwa sekitar Maret 2009, dia pernah didatangi oleh CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Saat itu, kata Antasari, Hary mengaku diutus oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat sebagai Presiden keenam RI untuk menemuinya.
Hary meminta Antasari agar tidak menahan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aulia Tantowi Pohan, besan SBY.
“Beliau diutus oleh Cikeas saat itu. Siapa Cikeas? SBY. Datang minta supaya saya jangan menahan Aulia Pohan,” ujar Antasari di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Pernyataan Antasari Azhar benar-benar telah membongkar jaringan SBY, Hary Tanoe dan Anies Baswedan. Tidak hanya terkait kriminalisasi terhadap Antasari Azhar saja, tapi juga pergerakan aksi-aksi massa dan keterlibatan jaringan ini dalam Pilgub DKI.
Jaringan media Hary Tanoe selama Pilgub melakukan liputan khusus pada aksi-aksi massa yang mengaku “Bela Islam” baik dalam Aksi 411, 212 dan 112. Media-media Hary Tanoe juga melakukan liputan khusus pada pemolesan citra Anies Baswedan selama Pilgub DKI.
Hubungan Hary Tanoe dan Anies Baswedan ternyata memiliki sejarah yang panjang. Saat Anies Baswedan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP) terlibat korupsi dan melalui Partai Politik Hary Tanoe: PERINDO. Maka sangat masuk akal dalam Pilkada DKI, Anies sangat didukung oleh dana dan jaringan media Harry Tanoe dan PERINDO. (cnnindonesia/gerpol)