Novel-FPI Tuduh Warga Pulau Seribu Kurang Beriman dan Beda Islamnya

1203991
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
2 Saksi Palsu, Gus Joy Advokat Palsu dari Timses AHY dan Novel Habib Palsu dari FPI

Saksi yang dihadirkan dalam persidangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Selasa 3 Januari 2017, mempunyai masalah dengan kredibilitas alias abal-abal. Dua saksi yang diperiksa majelis hakim menjadi sorotan tajam oleh publik, karena terbongkarnya kebohongan dan relasi mereka dengan partai politik yang menjadi lawan Ahok di Pilkada DKI.

Saksi Gus Joy Setiawan mengaku advokat. Padahal, Gus Joy belum pernah disumpah. Yang pasti dia orang Partai Demokrat. Gus Joy adalah Ketua DPP Perserikatan Pemuda Demokrat. Gus Joy juga sangat dekat dengan elit-elit Demokrat seperti SBY dan Ibas.

Saksi lain yang menjadi perhatian publik adalah Novel Bamukmin, Habib Palsu, yang mengatasnamakan ‘atas kehendak umat Islam se-Indonesia’ yang melaporkan Ahok.

Novel, yang sudah terbukti sebagai habib palsu, juga membuat klem palsu. Novel memang peternak kebohongan. Saat ditanyakan mengapa saat dia berpidato di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, tidak ada warga yang memprotesnya, Novel Bamukmin malah menghina muslim di Kepulauan Seribu dengan tuduhan “kurang beriman dan Islamya beda”.

Dalam sidang itu, terjadi lah dialog antara Ahok dan Novel.

Ahok: “Ini tertulis laporan tersebut atas kehendak umat Islam seluruh Indonesia. Tapi warga Kepulauan Seribu, umat Islam Indonesia, bukan? Mereka tidak ada yang melaporkan soal penistaan.”

Novel: “Iya, tapi penduduk Kepulauan Seribu kurang beriman, mereka beda Islam-nya!

Jahat sekali Novel, Habib Palsu, kok berani sekali menista umat Islam di Kepulauan Seribu dengan tuduhan “kurang beriman dan beda Islamnya!”

Warga Kepulauan Seribu Marah

Warga Kepulauan Seribu sudah mendengar tuduhan Novel Bamukmin dan respon mereka marah.

“Kita marah juga kalau dibilang seperti itu. Kenapa dia enggak ke sini ngomong begitu. Ya marah juga lah kita memang dia tahu kita di sini Islamnya bagaimana!” ujar warga Pulau Pramuka bernama Linda (41). Linda memang bukan peserta resmi pertemuan dengan Ahok, namun dia mengaku ada di sekitar lokasi acara dan mendengar pidato Ahok.

Tanggapan serupa dilontarkan Marudin Boko (51) warga asli Pulau Panggang. Dia merasa tersinggung dengan pernyataan Novel.

“Memang Islam saya belom dalam. Kalau keseluruhan pulau memang benar dikatakan awam tersinggunglah kita. Dia juga belum tentu bener,” tukasnya.

Senada dengan dua orang lainnya, warga lain bernama Jerry mengaku tak senang mendengar pernyataan itu. Nadanya meninggi saat dimintai tanggapan soal pernyataan Novel. (Baca: Warga Pulau Seribu Marah Dibilang Kurang Beriman oleh Novel-FPI)

(baca: Eksklusif: Novel Bamukmin, Habib Palsu, Ungkap Rekayasa Kejahatan terhadap Ahok di Pengadilan)