Kejadian pengusiran terhadap cawagub DKI H. Djarot Syaiful Hidayat kembali terulang.
Parahnya lagi, Djarot terusir dari masjid, rumah ibadah umat muslim persis ketika dia hendak melaksanakan ibadah sholat jum’at.
Baca:
- Para Politisi Busuk Itu Telah Merampas Paramadina, Diskusi tentang Cak Nur Dilarang!
- Lagi Asyik “Begituan” di Mobil Sampai Goyang-goyang, Politisi PKS Ini Diboyong Polisi
- Seorang Ustadz Dipaksa Kampanye Anies Sandi, Tapi Menolak
Menurut Husny Mubarok Amir, Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta, tindakan pengusiran adalah suatu kejahatan yang harus dilawan.
“Bagi kami warga NU, pengusiran H. Djarot dari dalam masjid itu adalah satu contoh bentuk kejahatan politisasi masjid yang selama ini selalu kita tolak. Itu bagian dari radikalisme agama. Sebagai muslim, Djarot punya hak yang sama untuk sholat, berdzikir, mengaji atau ibadah lainnya. Mengusir orang adalah bentuk intimidasi fisik yang harus bersama-sama kita kecam dan kita lawan,” ujar Husny.
“Saya belum dapat memastikan, curiga boleh saja, bahwa jangan-jangan, model pengusiran seperti ini adalah bagian dari kampanye Paslon lain, agar penolakan terhadap Paslon Basuki-Djarot menjadi massif kemudian meluas. Kalo seperti ini, kita yang mengerti tidak boleh tinggal diam, masyarakat yang diam harus dibangunkan, diedukasi, kemudian kita buat mereka agar berani melawan intimidasi, provokasi dan ancaman,” tukas Husny.
Diberitakan sebelumnya, usai menunaikan shalat Jumat di Masjid Jami Al Atiq di Kawasan Tebet Jakarta siang tadi, Djarot diusir sejumlah jemaah.
(tribunnews/gerpol)