Pengakuan Jujur Pendukung Anies Sandi: Ambisius dan Licik

1008714
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Hingar bingar kemenangan paslon 3 atas paslon 1 di posko pemenangan Anies Sandi di Kebayoran menyisakan kepedihan dihati beberapa pendukung, salah satunya adalah saya, secara umum saya gembira karena paslon 3 bisa masuk putaran dua, tetapi sesungguhnya hati saya menangis, melihat kelicikan seorang Anies Baswedan.

Saya adalah salah satu pendukung Anies Sandi yang sejak awal mendukung Sandi karena kami sama sama berada disebuah organisasi profesi, awalnya kami berharap Sandi yang menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta seperti yang dijanjikan oleh Partai Gerindra kepadanya.

(baca: 10 Alasan untuk Tidak Memilih Anies-Sandi)

Tetapi alangkah kecewanya kami ketika di detik terakhir, atas saran seorang pejabat yang menyodorkan Anies (yang saat itu baru saja dipecat oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri) akhirnya posisi Cagub tak lagi diserahkan kepada Sandi, melainkan kepada Anies, orang yg datang belakangan.

Saya tidak menyangka bahwa Anies ternyata punya rencana busuk untuk menumpang pada strategi kampanye paslon 1, dia tega menikam paslon 1 yang saat itu sangat fokus menyerang paslon 2 dengan issue penistaan agama, sejak awal saya kurang sreg dengan langkahnya, saya dukung Sandi karena gagasan kewirausahaannya yang bagus, bukan dengan ikut ikutan menyerang paslon lain dengan issue SARA.

(baca: Terungkap Cara Licik Anies Mencuri Suara AHY)

Anies sengaja mencuri suara paslon 1 karena kami masuk di ceruk pemilih yang sama (pemilih muslim yang benci Ahok), tugas kami sebagai pendukung adalah mengintip strategi paslon 1 untuk kemudian kami tumpangi, sungguh licik tapi terbukti mampu menggerus suara paslon 1.

Tanggal 15 malam kami dikumpulkan, disana Anies bersorak gembira karena berhasil menggerus suara paslon 1, bayangan saya tentang Anies yang santun, elegan dan cerdas langsung hancur, saya melihat seorang Anies yang tak lagi membanggakan, Anies yang ambisius dan licik.

(baca: Kakak Kelas Anies Bongkar Kemunafikan dan Ambisi Anies)

Sebelum acara selesai, saya pulang dengan gamang, rasa sesal mulai menghinggapi relung hati saya, untuk apa saya ikut melakukan ini semua? memfitnah saudara muslim saya, membully paslon 1 dan 2 di media sosial, menghasut saudara muslim saya agar tidak memilih pemimpin kafir, maafkan saya saudaraku.

MIB

(gerpol)