Hari ini, Senin, 16 Januari 2017, Front Pembela Islam (FPI) dijadwalkan akan melakukan aksi demo di Mabes Polri. Sebagaimana laporan yang sudah diterima oleh Kapolda Metro Jaya, sedikitnya lima ribu anggota FPI akan turut hadir.
Aksi demo yang akan dipimpin langsung oleh Imam Besar FPI, Rizieq Shihab, Imam Besar FPI DKI Jakarta Muhsin dan Munarman selaku Juru Bicara FPI, setidaknya akan menyampaikan tuntutan berupa pencopotan Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan. Kapolda ini dianggap telah lalai menjalani tugasnya sebagai aparat sehingga bentrok antara massa FPI dengan anggota GMBI menjadi tak terkendalikan. (Ekslusif, Video Rizieq Shibab Menyatakan Perang terhadap Polisi dan GMBI)
Menurut Salman Alfarisi, pengamat radikalisme dan terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah, aksi 161 FPI itu tidak lebih dari aksi gerombolan preman berjubah yang sudah mendapatkan kritik dari Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Sirajd.
“Saya rasa apa yang dikatakan oleh Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj ada benarnya. Tingkah laku para petinggi FPI ini benar-benar tak sejalan dengan ciri khas seorang ulama pada umumnya. Sebab, sebagai seorang ulama, tentu ia dituntut hanya untuk menyebarkan ilmu agama. Keluasan ilmu agama yang dimiliki harus senantiasa ditebar sebagai rahmat, bukan malah menghasut dan memancing emosi kebencian masyarakat terhadap penegak hukum,” Kata Salman.
(KH Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU: Rizieq Shihab Bukan Ulama)
“Masa seorang ulama (ahli agama) tiap harinya menghasut terus? Itu bukan ulama namanya, itu preman berjubah” lanjut Salman dengan menyitir kalimat Kiai Said Aqil seperti yang dilansir oleh media-media online, Minggu (15/1). (Terungkap Tesis Rizieq: Pancasila Adalah Penghianatan Bangsa)
Ya, ulama yang kerjanya menghasut masyarakat itu bukan ulama namanya. Pakaiannya mungkin saja tampak suci. Tapi coba lihat kelakuannya. Apa tidak tepat kalau kita menyebut saja sebagai preman bertamengkan jubah?
Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Sirajd memang memberikan kritik yang keras atas aksi 161 FPI. Bahkan, Kiai Said Aqil menentang rencana demo yang hari akan dilangsungkan. Di samping akan menggangug aktifitas dan ketertiban umum, aksi demo FPI ini juga tidak punya arti yang jelas.
“Apalah artinya, apalah tujuannya, dan apa sih hal yang bisa kita petik untuk kemajuan bangsa ini dengan demo itu? Menurut saya, demo itu bisa mengganggu ketertiban, mengggangu orang bekerja, yang sekolah enggak sekolah, yang kerja enggak kerja,” ujar Kiai Said. (KH Said Aqil Siradj Memberikan Dukungan untuk Kapoda Jawa Barat)
Salman Alfarisi pun melanjutkan komentarnya, “Memang, kita patut terus mempertanyakan jika FPI melakukan aksi demonstrasi di jalanan. Bukan apa-apa, pengalaman yang telah lalu selalu memperlihatkan bahwa aksi yang diusung oleh FPI adalah aksi dengan motif yang terselubung. Apalagi kita tahu bahwa setiap kali FPI melakukan aksi demo, alih-alih menyampaikan tuntutan, yang ada adalah provokasi massa, menebar benci di mana-mana. Bawa-bawa nama agama lagi. Sebuah penistaan yang tak berkesudahan.”
Selain hanya ujaran kebencian yang akan tampak, aksi demo FPI juga senantiasa akan memakan korban. Entah itu berupa pengrusakan fasilitas publik, atau yang lebih ganas lagi adalah tindakan premanisme berupa bentrokan fisik denngan para aparat hukum sendiri. Ya hal ini kerapkali terjadi jika tuntutannya dirasa tidak terpuaskan. Sebab begitulah FPI yang memang sejatinya adalah gerombolan preman bertamengkan jubah.
baca juga: 7 Kasus yang Menjerat Rizieq Shihab