Almarhum Cak Nurcholish Madjid itu selain pemikirannya brilian, taat beragama, juga sangat santun, rendah hati, wawasan keagamaan dan kebangsaannya melangit, santri tulen sepanjang hidupnya, sangat toleran, berpendirian, tidak menyukai politik yang bersifat transaksional, lebih mendekatkan jiwa para pendengar ceramah agamanya pada keteladanan Nabi Muhammad saw. Beliau sangat lembut dan santun menyampaikan gagasan-gagasan pembaharuan keagamaannya, sangat menyejukkan hingga dapat diterimah oleh semua pengikut agama, bukan hanya yang Islam tapi juga oleh non Islam.
Almarhum Cak Nurcholish Madjid itu sangat berhati-hati dalam memberikan sebuah respon persoalan keagamaan maupun kebangsaan meski tidak berarti lamban, orangnya sangat menghormati pada yang lebih tua dan menghargai pada yang lebih muda. Berkawan dan bersahabat dengan para elit politik, tokoh-tokoh nasional namun prilakunya tetap merakyat dan tidak elitis. Pernah digoda untuk ikut jadi Capres melalui Konvensi Capres Partai Golkar, namun beliau menolak memberi mahar padahal sahabat-sahabatnya yang berduit sangat banyak, karena itu beliau mengundurkan diri.
Baca juga:
- Anies Memanipulasi Sejarah Demi Kekuasaan
- Anies yang Khianat dan Tidak Punya Integritas
- Anies Tidak Pernah Berubah
- Anies Baswedan dan Berbagai Macam Kemunafikannya
Almarhum Cak Nurcholish Madjid itu Ulama Cendekia, derajat keimuannya setingkat dengan almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur), wibawanya besar sekali, teruji mampu menjadi perekat ikatan-ikatan kebangsaan yang melonggar, mampu menyuguhkan kritik-kritik sosial yang sangat tajam tanpa harus mempermalukan pihak yang dikritisi. Beliau sangat dikagumi tidak hanya oleh para pengikutnya, namun juga sangat dikagumi para lawan-lawan politiknya, jika itu harus dikatakan lawan. Karena sepanjang pengetahuan saya Cak Nur selalu melihat semua orang sebagai saudaranya sendiri.
Satu hal yang saya sesali sampai saat ini adalah saya masih belum pernah melihat tokoh agama (Islam) di negeri ini sepeninggal beliau yang dapat menyamai reputasinya. Maka jika Anies Baswedan mengatakan bahwa dirinya yang telah berhasil memadamkan api pembaharuan Islam di Paramadina (Yayasan Milik Alm. Cak Nurcholish Madjid), saya pikir itu merupakan sebuah bentuk kecerobohan pernyataan dari seorang Anies Baswedan. Memangnya prestasi apa yang selama ini dapat dicapai oleh Anies? Pemahaman agamanya rendah apalagi wawasan politiknya. Jadi menteri ya kacau balau sampai dipecat, jadi calon Gubernur juga malah bikin ribut terus menerus.
Oleh karena itu saya sarankan pada Anies Baswedan untuk segera bertaubat. Kembalilah memupuk jiwa pendidik yang baik, santun dan menginspirasi. Jangan terlalu larut dalam nafsu bejat ingin berkuasa dengan menghalalkan segala cara termasuk ujub, sombong dengan mengatakan dirinya sendiri mirip Khalifah Abu Bakar Al-Shidiq, sahabat Muhammad Rasullah saw. yang sangat dikagumi karena tawadlu’nya dan kesederhanaan hidupnya. Dan selama Anies tidak merubah prilaku politiknya yang sangat buruk seperti itu, maka Anies akan sangat menjijikkan. Intelektual tukang yang bekerja sesuai orderan. Penghasut dan penyulut permusuhan yang sama sekali tidak ada faedahnya bagi pembangunan budi pekerti bangsa ini yang sedang bersiap siaga memimpin dunia karena penduduknya mayoritas pemeluk agama Islam di dunia yang sesungguhnya sangat ramah tamah, sebelum kemunculan politisi-politisi karbitan seperti dirinya. Salam !…(SHE).
Bandung, 25 Maret 2017.
Saiful Huda Ems (SHE).
(gerpol)