Jakarta – Sekretaris Jenderal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Abdul Haris Walli mendorong pemerintah membubarkan organisasi kemasyarakatan yang intoleran, salah satunya Front Pembela Islam (FPI). “Kami minta (ormas intoleran) dibubarkan. Tidak hanya FPI, tapi semua organisasi yang tingkah lakunya bertentangan dengan nilai Pancasila,” ucap Haris di Jakarta, Kamis, 19 Januari 2017.
Haris mengatakan tingkah laku islami selalu menyampaikan kedamaian. Ia dengan tegas menolak cara-cara kekerasan dan kasar yang dilakukan ormas. Menurut dia, usul pembubaran FPI tidak hanya datang dari PMII, tapi juga dari organisasi mahasiswa berbasis keagamaan lain.
Berita Rekomendasi:
- Organisasi Mahasiswa NU Dukung PMKRI Laporkan Rizieq-FPI
- KH Said Aqil Siradj: PBNU Dukung Polisi Usut Kasus Rizieq Shihab
- GP Ansor NU Menolak Rizieq Shihab Sebagai Imam Besar
Cara pandang PMII terhadap FPI, ujar Haris, sangat jelas. PMII menilai cara yang dilakukan FPI tak baik lantaran tidak menerapkan ciri berbangsa yang baik. “Untuk mengatur bangsa tidak bisa dengan cara kekerasan.”
Soal perkara yang menyeret Imam Besar FPI Rizieq Shihab, PMII tidak akan mengintervensi dan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum. PMII tetap mendukung kepolisian menuntaskan proses hukum dugaan pelanggaran yang diduga dilakukan Rizieq.
Sementara itu, Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Angelo Wake Kako menuturkan pencoretan bendera Merah Putih dengan tulisan Arab yang diduga dilakukan FPI dinilainya sudah melewati batas. “Ini menjadi ancaman untuk kehidupan berbangsa ke depan.”
Angelo bersepakat organisasi-organisasi intoleran yang bertentangan dengan Pancasila dibubarkan. Selain itu, pihaknya meminta pemerintah melalui kepolisian menindak tegas para pelaku tindakan intoleran yang mengganggu kedamaian kehidupan berbangsa dan bernegara.
(tempo.co/gerpoll)