“Umat beragama kan harus menghormati pilihannya. Orang Kristen memilih pemimpin Kristen, orang Islam memilih pemimpin Islam, itu kan baik,” kata Ahmad Dhani saat mengomentari posenya bersama Elfonda Mekel atau Once di TPS 24 Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dhani menunjukkan tiga jarinya, sedangkan Once memberi salam dua jari.
Jika menilik data exit poll dari Indikator Politik Indonesia dengan jumlah responden total 789 orang, ucapan Dhani ternyata cukup mewakili pikiran banyak pemilih. Kesamaan agama kandidat dengan pemilih menjadi faktor paling menentukan dibandingkan faktor lainnya. Dari semua responden, ada 32,5 persen pemilih yang mencoblos berdasarkan pertimbangan tersebut. Faktor kinerja menjadi alasan nomor dua, yakni sebanyak 14,5 persen.
Baca:
- Selamat Anies-Sandi: Selamat untuk Para Garong dan Mafia
- Astaghfirullah, Kata Prabowo: Amien Rais Ayatollah Indonesia
- Pendukung Anies Sandi di Antara Syariah dan Whiskey
Dari semua responden yang menjawab memilih Anies Baswedan, faktor kesamaan agama ini menjadi satu-satunya faktor dengan angka sangat besar. Sebanyak 58 persen pemilih Anies-Sandi mencoblos berdasarkan kesamaan agama. Pemilih Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat bukannya tak ada yang mencoblos berdasar kesamaan agama. Ada, tapi jumlahnya tak signifikan, hanya sebesar 3 persen.
Alasan paling dominan di kelompok pemilih Ahok adalah dianggap sudah ada bukti nyata hasil kerja, yakni sebanyak 31 persen. Faktor pengalaman di pemerintahan mencakup 18 persen pemilih Ahok, dan ada 12 persen yang memilih Ahok karena jujur dan bersih dari KKN.
Bagaimana peta pemeluk agama dari para pemilih? Dari keseluruhan pemilih yang beragama Islam, sebanyak 65 persen ada di pihak Basuki-Djarot dan sisanya memilih Anies-Sandiaga. Di kalangan pemeluk agama di luar Islam, suara jatuh ke kubu Basuki-Djarot. Jumlahnya sangat tinggi, yakni 97 persen.
Anies Meraih Suara Islam Modernis dan Tradisional
Melihat partai pendukung kedua calon, ada asumsi bahwa kalangan muslim non-Nahdiyin, yang kerap disederhanakan dengan frasa “Islam modern” akan banyak berada di kubu Anies. Alasannya: PKS menyokong Anies-Sandi. Sebaliknya, kalangan muslim Nahdiyin diperkirakan akan berada di kubu Ahok-Djarot karena pasangan ini secara resmi didukung PKB dan kedua kubu PPP.
Namun, jika menilik data exit poll, asumsi itu terbukti keliru. Suara Muhammadiyah, Nahdiyin, maupun muslim yang tidak terafiliasi keduanya, mayoritas masuk ke kantong suara pasangan nomor 3. Ahok hanya mendapat suara Nahdiyin dan muslim lain-lain sebanyak 34 dan 37 persen, serta 17 persen suara pemilih berlatar Muhammadiyah.
Senada dengan soal kesamaan agama, pilihan kesamaan etnis juga punya peran besar dalam suara Ahok. Dari responden yang disurvei, 100 persen Tionghoa di Jakarta memilih Ahok-Djarot. Dari Batak Tapanuli, sebanyak 95 persen juga memberikan suaranya untuk inkumben. Di seberang, Anies-Sandi mendapat suara mayoritas orang Sunda sebanyak 73 persen, etnis Betawi sebanyak 71 persen, dan etnis Minang sebanyak 68 persen.
Kepuasan Atas Kinerja Ahok Tinggi
Pilihan atas dasar agama dan etnis yang cukup dominan dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini menjelaskan mengapa Basuki-Djarot kalah meski mayoritas responden menyatakan puas atas kinerja Ahok sebagai Gubernur Jakarta.
Ada 49,4 persen responden menyatakan mereka cukup puas dengan kinerja Ahok selama ini. Sebanyak 24,5 persen bahkan sangat puas. Artinya, hampir tiga per empat responden tidak punya masalah dengan kerja-kerja Ahok sebagai Gubernur Jakarta. Mayoritas pemilih juga menyatakan kondisi ekonomi Jakarta mengalami perbaikan yang cukup signifikan selama dipimpin oleh Ahok. Ada 50,7 persen responden yang menyatakan kondisi sekarang ekonomi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Dari masa kampanye, bisa dilihat bahwa pasangan Anies-Sandi mengasosiasi diri dengan narasi dan simbol Islam, sementara pada Ahok-Djarot, narasi dan simbol kebhinnekaan-lah yang dilontarkan. Hasil exit poll menunjukkan keberhasilan strategi kampanye dengan agama dari Anies-Sandi, dan mereka tampak sadar akan kekuatiran para pemilih di pihak seberang.
“Anies dan Sandi bukan hanya mengabdi kepada sekelompok orang, bukan hanya mengabdi kepada para pemilihnya, tetapi mengabdi kepada seluruh warga Jakarta,” ucap Anies dalam pidato kemenangannya tadi malam. “Kita juga akan menjaga kebhinnekaan, kita akan memperjuangkan persatuan di Jakarta.”
(tirto/gerpol)