Anggota Presidium Alumni 212 KH Habib Idrus Jamalullail mengatakan, pelaku penistaan agama tidak layak menjadi pemimpin. Menurut Idrus, itulah alasannya dibentuk Tamasya Al Maidah, yakni untuk mengawasi kecurangan pemilu.
Bahkan Idrus menyebut, dirinya siap ditahan jika ada orang lain yang membunuh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). “Allah saya dihina, kalau Ahok dibunuh, saya siap masuk penjara,” ujarnya di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Senin (17/4).
Baca:
- Waspadai Pembagian Politik Uang dengan Kedok Salat Subuh Berjamaah 19 April 2017
- Politisi PKS Tersangka Mesum Mobil Goyang: Lebih Baik Gubenur Muslim Meskipun Koruptor
- Breaking News: Timses Anies Sandi Ditangkap Polsek Duren Sawit Bagi-bagi Sembako dan Selebaran SARA
Sementara itu, Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo, meminta semua pihak untuk tidak mengkhawatirkan gerakan Tamasya Al Maidah. Sebab menurutnya gerakan ini tidak intimidatif, karena tujuannya justru bersenang-senang sambil mengawasi kecurangan.
“Sebenarnya sederhananya ini tamasya, wisata, happy-happy lah. Kenapa harus takut,” kata Sambo.
Dia mengatakan, nantinya para peserta Tamasya Al Maidah diminta untuk mengawasi dan mendokumentasikan setiap kecurangan. Mereka mengaku datang untuk mendukung aparat dan Bawaslu menindak kecurangan.
“Kalau terjadi, kita sorakin, ‘woi, tindak dong’. Nah beberapa kali terjadi sebelumnya, tapi dibiarkan,” ujarnya.