Prof Arbi Sanit: Anies Baswedan Itu Orang Gagal

1005250
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Anies Gombal

JAKARTA-Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Arbi Sanit menilai peluang Gubernur Petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk kembali memimpin Jakarta terbuka lebar. Pasalnya, putra Belitung Timur ini memenuhi kualifikasi menjadi orang nomor satu di ibukota negara ini, baik dari segi kapasitas, kapabilitas ataupun rekam jejak.

Sementara, pesaing Ahok di putaran kedua ini yaitu Anies Baswedan tidak selevel bahkan pernah menjadi orang gagal saat memimpin Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (Kemendikbudnas). “Saya kira, Anies Baswedan itu bukan level Ahok. Dia orang yang gagal kok. Kalau dia nggak gagal, mana mungkin dia dipecat Jokowi (Presiden Joko Widodo_red),” tegas Arbi saat ditemui di Jakarta, Kamis (30/3).

Arbi menilai Anies tidak memiliki keistimewaan apa-apa, baik dari kualitas, kapasitas, kapabilitas ataupun rekam jejak. Karena itulah, tak mengherankan jika Presiden Jokowi memecat Anies dari jabatan sebagai Mendikbud. Hal ini mengkonfirmasikan, Anies seorang pemimpin yang gagal. “Satu-satunya yang diingat publik dari sosok Anies ini adalah menteri gagal. Dia diberhentikan ditengah jalan oleh Jokowi. Kalau dia punya prestasi, nggak mungkin dia dipecat. Itu aja parameternya,” terangnya.

“Jadi, jangan mimpi menjadi gubernur DKI Jakarta. Nggak bakalan bisa,” tegasnya. Berbeda dengan Anies, Arbi menilai, Ahok sudah banyak melakukan perubahan di Jakarta. Prestasi serta buah karya Ahok ini sudah dirasakan rakyat Jakarta. Hal ini terlihat dari pembangunan di Jakarta yang terus bergerak.

“Ekonomi di Jakarta bergerak. Dan rakyat mendapatkan benefit dari perputaran roda ekonomi di Jakarta. Karena itu, saya, tetap menjagokan Ahok. Bagaimanapun juga, orang Islam nanti berpikir, siapa yang memenuhi harapannya setelah pilkada. Harapan itu ada pada Ahok dan bukan Anies,” ulasnya.

Arbi percaya, warga Jakarta akan rasional menentukan gubernur pilihannya nanti. palagi, banyak prestasi Ahok yang layak dibanggakan. Publik Jakarta pun tidak menafikan capaian pembangunan selama AHok memimpin Jakarta. Indikasinya, tingkat kepuasan warga Jakarta atas kinerja Ahok mencapai angka diatas 70% lebih. Ini parameter sederhana untuk mengukur prestasi seseorang.

“Saya tidak melihat prestasi Anies. Justru Ahoklah yang banyak pretasinya. Saya kira, Ahok dan Anies itu dua tokoh yang tidak sepadan memimpin Jakarta. Berbeda dengan Anies yang mencoba secara nasional tetapi gagal. Jadi Mendikbud merubah-rubah kurikulum gak selesai-selesai, malah kacau balau. Artinya, Ahok jauh mempunyai kapasitas untuk memimpin Jakarta,” ucapnya.

Jalan terjal

Meski demikian, Arbi mengaku jalan Ahok memimpin DKI Jakarta sangat terjal. Pasalnya, Anies dan pendukungnya terus memainkan isu politasi SARA di Jakarta.

Isu SARA ini ujar Arbi merupakan senjata Anies menjegal Ahok kembali ke kursi DKI satu. “Mereka membungkus politik dengan agama. Lalu memanipulasi tafsir-tafsir ayat agama untuk kepentingan politik pragmatis mereka,” imbuhnya.

Namun Arbi meyakini, efek politisasi SARA ini tidak terlalu manjur. Pasalnya, warga Jakarta dengan tingkat kerumitan hidup yang sangat tinggi, politisasi SARA ini justru dianggap sebagai angin lalu saja. “Yang pasti, orang tidak bisa makan agama. Dia harus makan ekonomi. Dan ekonomi hanya bisa diperbaiki oleh Ahok dan bukan Anies,” tuturnya.

Ahok lanjut Arbi mampu memobilisasi kegiatan ekonomi di Jakarta dengan pembangunan yang tiada hentinya. Dari kegiatan pembangunan ini melahirkan multipliyer effect bagi warga Jakarta. “Poses pembanguan ini dampaknya, banyak tenaga kerja terserap, suplier kebutuhan proyek berjalan, masyarakat kecil juga merasakan benefitnya. Inilah yang sering di sebut Ahok mengadministrasikan keadilan sosial,” tegasnya.

baca:

Selain pembangunan jelas Arbi, kehebatan Ahok yang lain adalah mampu mengontrol birokrasi dan pebisnis. Di birokrasi ungkapnya, Ahok sukses mamangkas mark up proyek yang selama ini lazim dilakukann oleh para birokrat. Sedangkan di sektor bisnis, Ahok juga tidak berkompromi dengan pebisnis yang tidak jujur. “Saya ragu, apakah Anies bisa melakukan itu? Saya tidak yakin. Sudah terbukti di Kemendikbudnas, korupsi terus berjalan, gaji guru berantakan dll,” urainya.

Lebih lanjut, Arbi mengatakan pemimpin Jakarta itu haruslah sosok yang tegas dalam memerangi korupsi. Apalagi di Jakarta ini banyak penipu. “Ahok itu jujur dan bersih. Dia tidak mengambil uang rakyat sehingga dia berani. Dan karakter pemimpin seperti ini sangat dibutuhkan Jakarta,” pungkasnya.

(gerpol)