Raja Salman dari Arab Saudi pernah bikin rempong selatan Perancis untuk liburan tiga minggunya, Juli 2015 — namun dia bukan seperti wisatawan pada umumnya.
(baca: Terbongkar Alasan Raja Salman ke Bali Bukan ke Petamburan)
Warga setempat kesal setelah sebuah pantai umum ditutup agar dia bisa beristirahat tanpa diganggu, dan wilayah dalam radius 300 meter di sekitar villa tempatnya menginap pun dibuat ekslusif.
Namun tak demikian dengan kalangan bisnis yang justru senang memenuhi keinginannya. Mereka mengatakan para bangsawan Arab itu membawa keuntungan yang dibutuhkan kawasan tersebut.
Jadi apa saja yang menjadi tuntutan dalam liburan sang Raja? Berikut ini beberapa rincian singkatnya dikutip dari BBC, Selasa (28/7/2015).
Selama 3 pekan ke depan, tempat itu menjadi rumah bagi keluarga dan kerabat Raja Salman.
Persiapan sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Penduduk setempat pun melaporkan melihat kesibukan dan aktivitas di sekitar area itu.
Jendela-jendela baru dipasang, bunga-bunga segar yang baru ditanami — rumor pun beredar bahwa singgasana ditempatkan di balkon agar sang Raja bisa menikmati pemandangan indah itu.
Transportasi dan Pengawalan
Raja Salman dan rombongannya tiba di Bandara Nice pada Sabtu 25 Juli waktu setempat, menggunakan 2 pesawat pribadi yang dioperasikan Saudi Arabian Airlines. 10 iring-iringan mobil menyambut raja yang berusia 79 tahun itu dan tamu-tamunya, sebelum kemudian mengantar mereka ke kediaman pribadi sang Raja.
Menurut pengemudi lokal, sekitar 400 mobil mewah dengan jendela gelap disewa.
Mobil-mobil itu akan digunakan untuk mengantar keluarga dan kerabat Raja Salman, ke tempat-tempat turis dan pantai-pantai di sana.
“Mereka meminta kami mengajaknya ke restoran, atau minta diantarkan ke Saint Tropez, Monaco, Nice atau villa di sekitar sini, karena mereka ingin belanja properti,” kata seorang pengemudi.
Rombongan keluarga, staf dan pejabat militer dibawa Raja Salman untuk berlibur dengannya di pesisir Prancis itu.
Sementara hanya orang-orang terdekatnya saja akan dibawa ke vila pribadinya, sekitar 700 orang lainnya ditempatkan di hotel-hotel mewah di Cannes. Kedatangan pengunjung dari negara kaya minyak itu mendorong perlunya peningkatan keamanan di sekitar.
Mobil-mobil van polisi terlihat di pagar depan tempat tinggal raja, sementara tim petugas keamanan juga ditempatkan di sana. Beberapa penduduk setempat tidak suka dengan perhatian khusus yang diberikan kepada keluarga kerajaan itu, sementara beberapa lainnya senang dapat mengakomodasi mereka.
“Dampak ekonomi yang dibawanya bagi kami, dan juga bagi restoran, supir-supir pribadi, dan semua staf di vilanya itu, sangat nyata,” kata Direktur Hotel Montaigne, Sergi Reinhard seraya memaparkan bahwa setengah kamar di penginapannya disewa oleh tamu-tamu Arab.
Penutupan Pantai
Di antara yang paling membuat heboh warga Prancis, yang satu ini mungkin menjadi tuntutan terbesar sang Raja. Bagaimana tidak, pantai berpasir di La Mirandole dekat Vila Vallauris — yang biasanya dipenuhi wisatawan berlibur dan berjemur — ditutup.
Pantai di pesisir Perancis itu biasa dipenuhi pengunjung, namun kini justru ditutup untuk umum agar Raja Salman bisa menggunakannya tanpa gangguan sedikitpun. Bahkan warga umum juga dilarang masuk 300 meter di sekitar villanya.
Munculnya ‘pantai pribadi’ tersebut telah memancing amarah penduduk lokal. Lebih dari 100.000 orang akhirnya menandatangani petisi menentang penutupan lokasi umum itu, menegaskan pantai adalah wilayah umum yang harusnya terbuka bagi semua.
Selain penutupan, perahu-perahu polisi berpatroli di pesisir untuk memantau penyusup.
Walikota Vallauris juga telah menyurati Presiden Francois Hollande, untuk protes mengenai proyek pembangunan tanpa ijin yang dilakukan di pesisir pantai.
Sebuah tiang beton dituangkan langsung ke pasir untuk memasang lift temporer guna memudahkan akses bagi Raja Salman.
“Kami mengerti kebutuhan keamanan dan keuntungan yang dibawa mereka bagi negara. Namun tidak ada yang bisa membebaskan diri dari peraturan di tanah ini,” tulis walikota Michelle Salucki. (liputan6/gerpol)