Jakarta – Santunan dari pemerintah Arab Saudi sebesar miliaran rupiah untuk korban Crane di Masjidil Haram pada (11/9/2015) lalu tidak kunjung turun. Korban pun kecewa dan menagih janji itu.
Tri Murti Ali (65) alias Eti dari Solok, Sumatera Barat (Sumbar), korban Crane masih tergolek lemah di kamar anaknya di Kukusan, Depok, Jawa Barat. Jari tangan kirinya diamputasi. Tangan kanan patah dan sampai saat ini masih kaku sehingga belum bisa digunakan.
Kakinya yang patah akibat hantaman crane belum juga sembuh padahal dia sudah beberapa kali dioperasi.
“Iya kecewa dulu kan digembor-gemborin mau diberikan santunan dari pemerintahan Arab Saudi. Ibu saya kan masih butuh biaya untuk pengobatan,” ujar Rani, anak Eti, dalam perbincangan, Sabtu (20/2/2016).
Rani sempat menanyakan kepada Kemenag Solok atas santunan tersebut pada Januari 2016 lalu. Eti saat haji masuk kloter Solok. Namun lagi-lagi jawabannya membuat Rani dan ibunya kecewa.
(Baca: Raja Salman Akan Hajikan Keluarga Densus 88 Bukan Keluarga FPI dan Teroris)
Rani menyebutkan, ibunya selama ini masih bolak-balik ke RS Haji Jakarta untuk berobat. Luka di kaki Eti masih belum sembuh apalagi Eti baru operasi pada sebulan lalu.
“Kakinya yang kanan masih belum bisa jejak karena patah. Tulang keringnya kan bolong habis dicangkok tulang sebulan yang lalu,” kata Rani.
Saat dihantam crane, Eti telah dioperasi 6 kali di RS di Arab Saudi. Sesampainya di RS Haji, Eti diperiksa kembali dan berdasarkan hasil rontgen posisi tulang kaki tidak benar. Akibatnya Eti harus dioperasi ulang.
“Operasi pertama dibayari Kemenag dan Kemenkes. Selama 2 minggu kepulangan dari Arab, biaya pengobatan Eti masih dibiayai namun setelah itu kita bayar sendiri,” ucap dia.
Rani menerangkan ibunya berobat dengan BPJS. Namun ada biaya yang tidak dibayari BPJS.
(Baca: Buat Rizieq FPI: Muslim AS Galang Dana untuk Pemakaman Yahudi)
“Seperti kemarin kan ada dua penanganan satu operasi cangkok tulang dan pembukaan pen. Operasinya dibiayai tapi pembukaan pen Rp 5 juta kita bayar sendiri,” kata Rani.
Rani dan keluarga telah mengeluarkan Rp 10 juta untuk pembiayaan operasi dan obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS. Karena itu, santunan dari pemerintahan Arab Saudi sangat penting bagi ibunya.
“Senin (22/2/2016) masih mau kontrol lagi lihat hasil cangkok tulang. Ini masih berlangsung 5-6 bulan ke depan,” tuturnya.
Eti juga masih harus dioperasi lagi akibat luka karena operasi cangkok tulang. Nah, operasi tersebut tidak ditanggung BPJS.
“Makanya kita berharap keluarnya santunan,” ucap Rani.
Crane jatuh menimpa bangunan Masjidil Haram pada Jumat (11/9/2015) saat cuaca buruk menyelimuti kota suci itu. Sekitar 111 orang meninggal dunia dan 331 orang terluka.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, telah memerintahkan agar dibayarkan santunan untuk semua korban, yakni:
- Keluarga dari korban meninggal akan diberikan SR 1 juta atau sekitar Rp 3,6 miliar (1 riyal= Rp 3.600).
- Setiap korban yang mengalami luka sehingga menyebabkan cacat permanen mendapatkan SR 1 juta.
- Setiap korban yang luka menerima SR 500 ribu atau sekitar Rp 1,8 miliar.
Raja Salman juga memerintahkan agar keluarga korban meninggal diberangkatkan haji tahun berikutnya dengan biaya dari pihak kerajaan sebagai tamu raja.
(detik/gerpol)