Salam,
Ahok yg Baik: Kau sudah lihat sendiri ribuan orang datang untuk menyatakan cinta dan simpati kepadamu, gubernur mereka.
Sejak 1964, ketika saya pertama kali jadi wartawan, tinggal di Jakarta dan meliput Istana, Hankam, Deplu, DPR, Depdagri, DKI, dsb., baru kali inilah saya melihat banyaknya bunga papan di kantor gubernur, belum lagi bouquette yang pengunjung berusaha sampaikan sendiri kepadamu.
Air mata saya menggenang melihat cara rakyat Jakarta–sebagian terbesar Muslim–menyatakan cinta mereka kepadamu pada hal kau Nasrani, turunan Cina pula.
Kehadiran mereka di kantormu hari ini, dan saya percaya masih banyak lagi yang akan datang dalam beberapa hari mendatang, merupakan bukti bahwa mereka sadar kau sudah menjadi korban untuk perbuatan yang tidak kau lakukan.
Peristiwa hari ini merupakan bukti kesadaran masyarakat betapa banyak energi bangsa ini habis terkuras akibat perbuatan seseorang yang menyalahgunakan kepandaiannya untuk mengutip dan mengedit sebuah berita dan meng-upload editannya disertai kalimat/caption yang provokatif.
Dan kita menyaksikan bagaimana bangsa ini tiba-tiba tercabik-cabik lewat isue agama dan premordialisme segera setelah editing berita itu diupload.
Tiba-tiba ribuan mulut mencercamu bahkan lebih kasar dari mulutmu sendiri dan meneriakkan seruan “gantung Ahok”, “tangkap Ahok”, “bunuh Ahok”, di saat kasusmu masih disidangkan di pengadilan.
Banyak dari yang meneriakkan supaya kau ditangkap, dibunuh, adalah intelektual Muslim, ulama, yang selama ini sering meneriakkan penghormatan pada hukum.
Bahkan ada wakil sekjen MUI menyatakan: Kalau Ahok tidak ditangkap dalam satu minggu ini, presidennya kita turunkan.
Tapi Ahok, karena kau Kristen, Cina pula maka bagi mereka azas praduga tak bersalah tidak berlaku buat kau. Lagi pula kau masih punya dosa terhadap mereka. Yaitu, ketika kau jadi wakil gubernur di bawah Djoko Widodo, kau mencoret permintaan bantuan dari berbagai yayasan mereka karena mereka belum mempertanggungjawabkan dana-dana APBD yang mereka terima dari gubenur pendahulumu.
Masih ingat hari pertama kau diangkat menjadi gubernur, Rizieq Shihab sudah demo di depan kantormu dan meneriakkan bahwa semua lembaga Islam di dalam kantor DKI tidak boleh dipegang oleh non-Muslim?
Peristiwa hari ini dan insya Allah dalam hari-hari mendatang rasanya merupakan antiklimaks dari apa yang tertjadi selama pekan-pekan dan bulan-bulan terakhir.
Ahok, saya yakin kau tahu bahwa kekalahanmu dalam Pilkada ini bukanlah akhir dari pengabdianmu kepada masyarakat.
Dan saya pikir, kalau pemilihan gubernur DKI diulang hari ini mungkin sekali kau dan Djarot akan menang dengan landslide karena rakyat Jakarta mencintaimu dan makin cerdas.
Mereka tidak takut lagi dengan intimidasi dan ancaman masuk neraka kalau mereka memilihmu.
Mata-hati mereka sekarang makin terbuka dan sadar bahwa selama ini mereka telah dijadikan kuda tunggangan oleh orang-orang benci sama kau karena kau Kristen, Cina pula dan menjadi penghalang atas income ilegal sekutu-sekutu mereka di DPRD dan sejumlah eksekutif DKI.
Kau sudah menghilangkan sumber dana ekstra mereka.
Hari ini banyak rakyat Jakarta sadar bahwa surga dan neraka tidak ditentukan oleh surat suara di Pilkada.
Ahok, saya minta kau simpan di hati dan ingatanmu bahwa rakyat Jakarta mencintaimu, sekali pun kau Kristen, Cina, kafir pula.
Terima kasih.
Salam.
Abdullah Alamudi
(gerpol)