Jakarta-Siapa yang meragukan harta Cikeas hari ini? Bukan hanya mampu membayar preman berkostum agama, namun juga mampu membeli otak seorang yang katanya intelektual. Ulasan netizen dengan akun @LaskarCikeas dalam kultwitnya mengkuliti orang-orang yang dikenal sebagai cendekiawan namun bisa turun kelas menjadi sekedar ‘Penghibur’ bagi Cikeas.
Berita rekomendasi:
- Terbongkar! Bukti-Bukti FPI Dukung Agus-Sylvi
- FPI: Kami Jihad Dukung AHY!
- Tersebar Spanduk: FPI Dukung AHY!
Mari kita simak bersama kultwit selengkapnya dari @LaskarCieas dengan tajuk “Mendekonstruksi Filosof Hoax Rocky Gerung” :
- Baru dua bulan lalu terdakwa pemred Obor Rakyat meminta maaf, mengaku bersalah, dan menyesal
- Pemred Obor Rakyat mengaku bersalah karena telah menyusun dan menyebarkan hoax selama berjalannya Pilpres 2014
- Tapi baru saja kemarin di acara Indonesia Lawyer Club Rocky Gerung, seorang akademisi-filosof yg saat ini sedang alih profesi
- Rocky Gerung @rockygerung sedang alih profesi menjadi mentor pasangan AHY dan sedang berilusi tentang ancaman totalitarian
- Ilusi Rocky bukan sesuatu yg baru. Sejak jd mentor AHY, dosen UI ini aktif komentar dan menulis di media ala seorang partisan
- Ternyata Gurita Cikeas melaui tangan sponsor konglomerat Wisnu Wardhana telah melilit Rocky Gerung
- Rocky gerung seorang akademisi – filosof yg sekarang sering nongkrong di gedung apartemen mewah milik Wisnu di daerah SCB @ulinyusron
- Lilitan gurita Cikeas membuat filosof bernama Rocky Gerung ini turun kelas menjadi filosof Hoax
- Tentu saja kisah turun kelas ini karena sang filosof ini harus turun tangan jadi pembela dinasti Cikeas
- Seorang filosof-pun tak bisa lepas dari basis materialnya. Boleh saja dia melakukan akrobatik intelektual dan mendekonstruksi pemikiran
- Tapi realitasnya kita harus akui. Bahwa Rocky Gerung hanya seolah partisan yg sedang membela tuannya
- Bahkan yg menarik saat ini sebagai filosof pembela liberalisme secara naif Rocky telah bersekutu dengan kaum fasis agama
- Rocky tlah bersekutu dengan kaum fasis agama FPI dan begundalnya, yg berlindung dibalik kebebasan utk membabat lawannya
- Perselingkuhan antara liberalisme naif dg fasis agama ini bs tjd krn mereka mmg memiliki basis material yg sama dibawah Gurita Cikeas
- Lihat saja orang seperti Ulil Absar Abdalla @ulil , tokoh JIL yg dihujat FPI karena membawa pemikiran Islam Liberal
- Justru hari ini @ulil bsa bersekutu dengan Fasis agama FPI yg dia lawan sebelumnya karena memiliki basis material yg sama
- Rachlan Nashidik @ranabaja yg dulunya aktivis pembela HAM dg gaya pemikir liberal, kini juga hrs berada dlm posisi yg sama dg FPI Rizieq
- Rachlan Nashidik dan Habib rizieq berada dlm posisi yg sama karena mereka dibawah naungan Gurita Cikeas
- Jadi, jangan tertipu dg cara berpikir filosof liberal naif @rockygerung tanpa bongkar selubung kep. ekonomi-politik dibalik pemikirannya
- Cara pikir dekonstruktif dr @rockygerung hrs didekontruksi jg agar kita paham betul apa yg tersembunyi dibalik pemikiran dekontruksinya
- Apa yg sedang @rockygerung bela? Apakah ia betul bela nilai2 liberalisme atau dia sedang membela kepentingan ekonomi politik tertentu?
- Dekontruksi hrs dicurigai dg dekonstruksi pula. Jika tidak kita akan tersihir oleh Partisan berjubah Filosof/Musang berjubah intelektual
- Sdh lama intelektual-filosof seperti Rocky Gerung selama ini seperti di menara gading yg tidak tersentuh
- Seolah bebas kepentingan, padahal Rocky tengah jadi intelektual tukang atau intelektual balsem yg dipesan sesuai keinginan sponsornya
- Mari kita dekonstruksi satu persatu akrobatik pemikiran Rocky Gerung
- Mulai saja yg paling sederhana. Rocky Gerung tentang Hoax dan penguasa
- Kata Rocky “Pembuat Hoax terbaik adalah penguasa. Sebab mereka memiliki peralatan untuk berbohong, termasuk media mainstream”
- Pernyataan ini muncul krn @rockygerung memang tidak pernah belajar ilmu politik
- Kalaupun masih sempat baca buku ilmu politik, paling yg diketahui Rocky hanya state versus society, penguasa versus rakyat
- Dalam cara berpikir oposisi biner seperti itu, penguasa atau pemerintah dianggap pusat kekuasaan dan memiliki segalanya
- Sedangkan alam cara berpikir oposisi biner, non penguasa dianggap tak berdaya dan tidak memiliki apapun
- Itu pelajaran ilmu politik thn 1970-an. Perspektif kekinian, kekuasaan itu tidak terpusat melainkan menyebar. Kekuasaan ada dimana-mana
- Kekuasaan tidak hanya di Presiden tapi jg di tentara, Konglomerat, Ulama, sampe Gurita Cikeas-pun masih memiliki kekuasaan
- Karena kekuasaan ada dimana-mana maka produser Hoax bisa berasal darimana saja karena memiliki sumberdaya
- Gurita Cikeas juga punya dana dan pengaruh yg membuat bisa menjadi produsen hoax ala obor rakyat
- Habib Rizieq pun punya pasukan cyber yg setiap hari membuat meme utk membela dan menyerang
- Mesin hoax yg paling produktif justru dari oposisi Jokowi saat ini. Mesin inilah yg mengangkat isu2 provokatif utk delegitimasi Jokowi
- Bahkan tidak segan mesin hoax oposisi Presiden Jokowi saat ini mendaur ulang isu usang ala obor rakyat, khas Gurita Cikeas
- Pencipta hoax yg sempurna itu hanya berlaku dlm sebuah rejim yg betul2 totaliter yg bisa memonopoli informasi
- Lihat saja di Indonesia skr. Semua informasi bisa didapatkan dari mana saja, bahkan sumbernya banyak dari medsos
- Skr orang lbh banyak dpt informasi dr medsos, maka jd aneh khayalan sang filsuf yg katakan hoax hanya bisa berhasil dg media mainstream
- Bahkan di Indonesia, media massa yg besar itu tidak dimiliki pemerintah, malah dimiliki swasta spt Bakrie dan Chairul Tanjung
- Jadi gugur sudah ilusi pertama si filsuf Rocky @rockygerung bahwa hoax terbaik dilakukan penguasa
- Penguasa sendiri hanya sibuk bertahan dan bahkan jdi penganjur dri gerakan internet sehat dan menyerukan anti hoax
- Logika @rockygerung jd terbalik. Pihak yg jadi sasaran tembak dan target delegitimasi terus2an justru disebut sbg pembuat hoax terbaik
- Untuk membela pemikiran liberalnya, Rocky harus membela cara2 fasisme oposisi pemerintah dlm manfaatkan ruang kebebasan
- Itulah sebabnya @rockygerung tidak pernah menyerang provokasi FPI Rizieq karena menganggapnya korban
- Sampai disini gaya liberalis @rockygerung dimanfaatkan oleh kaum fasis agama utk melawan tindakan tegas pemerintah thdp Hoax
- Kaum fasis agama spt FPI dan Rizieq dapat angin dan mendapat dukungan dari kaum Liberal naif spt @ulil , @ranabaja dan @rockygerung
- Yg mengherankan, sang filsuf @rockygerung tidak pernah mengutarakan pendapatnya soal hoax angka 10 juta TKA Cina yg jelas2 berita bohong
- Tak pernah sang filsuf Rocky bahas bagaimana hoax2 belakangan ini dimunculkan utk memicu pertikaian horizontal, pertikaian ras dan agama
- Motif penyebar hoax juga tak pernah dibahas oleh sang filsuf Rocky Gerung yg sudah dibawah kendali Gurita Cikeas
- Hoax tdk berada di ruang kosong. Dunia liberal yg dibayangkannya meng-andaikan tdk ada power game ekonomi/politik dari para pembuat hoax
- Rocky Gerung jelas ahistoris. Demokrasi dan ruang kebebasan seringkali jadi pintu masuk dari fasis agama
- Fasis agama menunggangi demokrasi utk berkuasa. Tapi setelah berkuasa, mereka mulai tutup ruang kebebasan dengan memonopoli kebenaran
- Demokrasi perlu dijaga dengan aturan main. Krn demokrasi tdk berarti bisa gunakan kebebasan sebebasnya yg bisa rugikan kebaikan bersama
- Di sini dlm demokrasi ada batas-batas kebebasan karena ada kepentingan umum @budimandjatmiko @evndari @susetyopr @kangdede78 @sahaL_AS
- Sebagai partisan pemula, @rockygerung juga perlu belajar soal komunikasi politik
- Rocky mengkritik Ahok karena menyajikan data yg benar tapi dibilang hoax karena mjd pesan politik saat debat kemarin
- Ahok sbg kandidat pilkada tentu punya strategi komunikasi politik utk framing dg angkat keunggulan prestasinya dan menangkis serangan
- Rocky Gerung tidak bisa membedakan antara marketing politik dengan fitnah atau hoax
- Ahok menyampaikan prestasi dengan framing tertentu adlh strategi komunikasi politik. Dan itu jelas berbeda dengan fitnah obor rakyat
- Jd aneh klo menurut ilusi @rockygerung data bisa benar tp yg hoax itu pesan politik-nya? Bukankah itu jg namanya kebebasan berpendapat?
- Jadi kalau ada penyampaian pendapat dengan framing tertentu apakah hoax? Jadi @rockygerung gagal dlm membangun argumennya
- Sekali lagi krn @rockygerung mulai dengan kepentingan pesanan utk menyerang Ahok
- Dengan bangunan argumen yg salah akhirnya membuat @rockygerung juga salah menarik kesimpulan
- @rockygerung menyebut rezim saat ini panik, krisis dan mengarah ke sistem totalitarianisme.Kesimpulan ini jelas dipaksakan
- Maklum @rockygerung tdk belajar ilmu politik, shg tidak bisa bedakan antara totaliter, otoriter dan penegakan hukum dlm sistem demokrasi
- Jelas @rockygerung bombatis untuk cari perhatian saja. Dlm sistem totaliter, tidak mungkin ada ruang demo besar2an spt aksi 411 dan 211
- Tidak mungkin dlm totaliter ada mesin medsos binaan gurita cikeas yg bisa sebarkan hoax setiap hari
- Dlm totalitarian, tdk mungkin Rocky bebas kritik di ILC tanpa mulut diplester atau siaran di sensor. Jelas @rockygerung sangat lebay
- @rockygerung bisa diberi julukan Intelektual Artis dengan selalu ingin cari perhatian
- @rockygerung anggap dirinya sbg monopoli kebenaran, sebagai orang kampus menganggap dirinya memiliki otoritas ilmiah
- Dengan pongah @rockygerung menyebut Jokowi sendiri penyebar hoax dengan katakan jangan baca buku Jokowi Undercover krn tidak ilmiah
- Bagi Rocky Gerung, penilaian ilmiah atau tidak ilmiah hanya bisa dilakukan di kampus dan hanya oleh kampus
- Kesombongan intelektual ala @rockygerung masih melihat akademisi dan kampus spt menara gading, pemilik otoritas akademik tunggal
- @rockygerung telah menempatkan dirinya sebagai totalitarian pengetahuan
- Rocky justru jd pengusung monopoli kebenaran kampus. Bahwa soal ilmiah dan bukan ilmiah hanya boleh ditentukan oleh akademisi dan kampus
- Buku Jokowi undercover terpublikasi luas dan masuk mjd domain publik. Klo sdh masuk domain publik setiap org bs beri penilaian buku itu
- Bagaimanapun Jokowi lulus sarjana kehutanan yg pada saat kuliah di UGM pasti diberikan mata kuliah methodologi dan dasar2 menulis ilmiah
- Dengan bekal pengetahuan yg dimilikinya sangat wajar @jokowi mampu berikan penilaian tentang buku itu: apakah ilmiah atau tidak ilmiah
- Secara sederhana, masyarakat pun bisa memberikan pendapat dan penilaian atas sebuah karya, apakah ilmiah atas tidak ilmiah
- Jika memberi penilai atas karya seseorang yg bukan bidangnya maka apakah itu masuk hoax @rockygerung ?
- Cara serampangan berfilsafat ala @rockygerung justru menyemaikan bibit totalitarian dan monopoli kebenaran
- Cara @rockygerung menyemaikan bibit totalitarian, memonopoli kebenaran ilmiah dan mengecam perbedaan pendapat krn disebutnya sbg hoax
- Tapi kita harus cerdas membaca akrobatik intektual @rockygerung , Dia duduk di baris pertama barisan pendukung AHY, putra mahkota Cikeas
- @rockygerung sedang menikmati keistimewaan sebagai mentor politik Gurita Cikeas
- Suatu keistimewaan yg mungkin slama ini dirindukan @rockygerung tapi tak pernah berhasil didapatkannya
- Sbg intelektual, @rockygerung sdg turun gunung dan turun kelas dg tempatkan dirinya sbg tukang hibur Gurita Cikeas dg ilusi filosofisnya