Jakarta- Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan enggan berkomentar banyak mengenai kebijakan calon petahana harus cuti jika mengikuti putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Menurut dia, setiap pasangan calon yang bertarung dalam pilkada wajib menaati peraturan yang berlaku. Ia meminta agar kontestasi ini dilakukan secara adil.
“Saya percaya itu akan masuk dalam pertimbangan. Kalau bisa adil pada diri sendiri, Insya Allah bisa adil pada rakyat. Kalau sama diri sendiri enggak bisa adil, pada rakyat juga sulit,” kibul Anies di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (24/2/2017).
Baca Juga:
- 10 Alasan untuk Tidak Memilih Anies-Sandi
- Menuju Khilafah Bersama Anies Baswedan, PKS dan FPI
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 1
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 2
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 3
Anies menambahkan, warga Jakarta saat ini sudah cerdas. Mereka bisa melihat mana pasangan yang adil dalam mengikuti proses Pilkada DKI 2017 ini. Ia menilai, jika ada kebijakan Pemprov DKI yang pro rakyat jelang masa pencoblosan, maka itu patut dicurigai.
“Kalau rakyat Jakarta menyaksikan program-program bansos bertebaran pada saat kampanye begini, pencairan-pencairan pada saat jelang pemilihan, masyarakat juga berpikir sampai segitunya, cuma menghadapi saya dan Sandi yang enggak punya jabatan,” kata Anies.
Kepicikan Anies sangat terlihat disini, Program Pemprov yang pro rakyat saja dituduh sebagai kampanye, pakai curhat gak punya jabatan segala. Mungkin Anies menyesal setelah dipecat Jokowi sebagai Menteri dan akhirnya untuk memuluskan politik busuknya Anies menggunakan agama dan playing victim.
(kompas/gerpol)