Saat Kapal Bernama FPI itu Mulai Tenggelam

1077330
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Mekanisme alam akan selalu berusaha menciptakan keseimbangan demi keberlangsungannya melalui hukum sebab akibat. Pemanasan global, banjir, longsor dan berbagai bencana alam lainnya bukanlah kehendak Tuhan apalagi hukuman-Nya, melainkan hanyalah mekanisme alam untuk mengembalikan keseimbangannya. Hukum sebab akibat inilah yang menjadi instrumen yang digunakan oleh Tuhan untuk menjaga kelestarian kehidupan ini. Saat sesuatu berlebihan maka alam akan menguranginya dan saat sesuatu kekurangan maka alam akan menambahinya, sebagaimana diajarkan dalam kitab klasik / kuno China “Tao Tee Ching” (Jalan dan Daya, The Way and It’s Power).

Sudah terlalu lama ormas dan ajaran radikal berkembang bebas di Indonesia sehingga mengancam keutuhan Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Hanya dengan modal jubah dan teriakan mereka menganggap dirinya sebagai ulama dan pejuang agama meskipun kata-kata dan perilakunya sama sekali tidak pantas disebut sebagai ulama. Pemerintah tidak berani bertindak tegas karena kelompok ini selalu berlindung di balik topeng agama untuk membenarkan aksi-aksinya.

Mereka mengatasnamakan dirinya sebagai “umat Islam” meskipun tidak semua umat Islam setuju dengan pemahaman dan pergerakannya. Dan saat pemerintah mengambil tindakan, mereka akan memprovokasi massa dengan tuduhan “pemerintah telah mendzalimi umat Islam”. Dengan cara ini mereka seakan bisa berada di atas angin dan tak tersentuh oleh hukum.

Formula inilah yang telah banyak dilakukan di berbagai negara di Timur Tengah yang kemudian sukses mengantarkan bangsa-bangsa tersebut ke jurang kehancuran akibat perang saudara. Fakta ini harus kita renungkan dan kita pelajari demi masa depan negeri ini. Untunglah sebelum virus tersebut semakin merajalela di Indonesia kini semakin banyak orang yang sadar dan mulai berani bersuara untuk menentangnya.

Tapi kini angin telah mulai berbalik. Rizieq dan FPI yang sebelumnya begitu angkuh, sombong, arogan dan jumawa dalam menghujat mereka yang berbeda pendapat dengannya dan gemar memaksakan kehendaknya melalui tekanan massa kini pelan namun pasti mulai menuju kepada jurang kehancurannya. Ini bukanlah kehendak Tuhan, bukan pula hukuman Tuhan melainkan hanyalah pola berlakunya hukum sebab akibat.

Siapa menabur angin maka dia akan menuai badai. Siapa bermain api maka dia sendiri yang akan terbakar. Siapa melakukan karma buruk maka dia akan memanen akibat dari perbuatannya sendiri. Caci maki, hujatan, penghinaan dan kriminalisasi yang gemar mereka mainkan kini justru berbalik menghantam mereka sendiri.

Kini bahkan mereka yang dulu habis-habisan membelanya seakan tiarap, sembunyi dan lari agar tidak ikut tenggelam bersamanya. Duo kwek-kwek parlemen yang selalu nyinyir dan membela mereka kini juga nyungsep entah kemana, diam seribu bahasa. Mereka lebih memilih untuk mengamankan posisinya sendiri daripada jadi ikut dimusuhi oleh orang banyak. Para pendukung Rizieq yang gemar memaki “Anjing Babi” di medsos sekarang juga sudah tak seramai dulu lagi.

Mereka diam karena tahu pemerintah sekarang tegas dalam menindak ujaran kebencian yang banyak beredar di medsos. Bahkan MUI yang pas aksi rangkaian demo kemarin selalu seia sekata dengan FPI sekarang nampaknya juga mulai menjauh dan cuci tangan agar tidak ikut terkena apesnya dan menyerahkan kepada pemerintah soal pembubaran ormas tersebut.

Enam laporan yang ditujukan kepada Rizieq dipastikan akan membuat Rizieq terpojok dan tidak bisa seenaknya sendiri mencaci maki, menghujat, memprovokasi dan mengadu domba orang lain. Nasib ormas yang dipimpinnyapun kini juga mulai di ujung tanduk. Saat sang Nahkoda diciduk polisi dan harus masuk penjara maka pengikutnyapun pasti akan seperti anak ayam yang tercerai berai karena kehilangan induk.

Apalagi saat ini ada banyak pihak yang menuntut untuk dibubarkan mulai dari PBNU, PMII, GMBI, Solidaritas Merah Putih, Aksi Badja, Demi Anak Generasi (DAG), Laskar Garuda Indonesia, LSM Jangkar, beberapa ormas Sunda (Prabu, Paguron Sunda, Sundawani, Paguyuban Sunda, BMI, KNPI, forum ormas Bandung), warga Batak, majelis adat Dayak dan masih banyak lagi.

Semoga dengan tindakan tegas dari pemerintah untuk membubarkan oknum dan ormas radikal dan intoleran ini Indonesia bisa kembali sejuk, damai, rukun, bersatu dan jauh dari hiruk pikuk tak berarti yang telah menguras semua energi, konsentrasi dan waktu kita sehingga pembangunan dan kemajuan bangsa bisa lebih cepat diraih. Amin.

Salam Waras

Sumber : Facebook Mohammad Zazuli