Menjelang Pilkada DKI putaran kedua Paslon nomor urut 3 Anies-Sandi semakin gencar mencari dukungan, apapun dilakukan mereka demi meraup dukungan untuk memenuhi swahwat berkuasa mereka.
Mulai dari masyarakat biasa yang berhasil ‘digoda’ Anies, kelompok dan Ormas yang berhaluan radikal, dan kini Anies-Sandi mendapat dukungan dari salah satu taipan Hary Tanoe yang juga sebagai ketua partai yang dibangunya sendiri Perindo.
Jika dilihat, rasanya semua pendukung Anies-Sandi ini “gak ada orang benernya”, sudah menjadi rahasia umum bahwa kelompok-kelompok radikal yang kini mendukung Anies-Sandi adalah pendukung teroris juga, dan sudah rahasia umum juga bahwa Hary Tanoe memiliki kedekatan khusus dengan Presiden Amerika yang penuh kontroversial Donald Trump.
Baca Juga:
- Menuju Khilafah Bersama Anies Baswedan, PKS dan FPI
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 1
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 2
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 3
- Kedubes AS: Hai CIA, Anies Teman AS
- Anies Sandi Sambangi Kediaman Taipan Hary Tanoe Minta Dana Kampanye
Hary Tanoe beberapa kali mendapat undangan khusus dalam acara Trump, bahkan dalam pelantikan Trump sebagai Presiden Amerika Hary Tanoe mendapat undangan VIP.
Menurut salah satu media Amerika Associated Press (AP) hubungan HT dengan Trump dimulai tiga tahun lalu ketika MNC mencari mitra bisnis yang bisa mengoperasikan resort mewah bintang enam di Bali dan di beberapa tempat di Jakarta. Trump Organisation menyambar peluang tersebut dan bersedia mengelola hotel, lapangan golf dan country club yang dibangun MNC dengan biaya sekitar 700 juta dollar. Proyek ini menurut HT adalah pengembangan lebih lanjut ekspansi bisnis perusahaanya. Setelah Donald Trump menjadi presiden, HT mengatakan akan banyak berhubungan dengan dua anak lelaki Trump yakni Don dan Eric.
Penjelasan HT ini mempertegas posisinya sebagai kaki tangan Amerika di Indonesia. Dalam sejarahnya, dibawah kepemimpin Partai Republik, Amerika biasanya “lebih galak’ dalam soal perundingan dagang dan investasi. Donald Trump yang pengusaha itu dipastikan akan mengentalkan aroma dagang itu. Seperti biasa, Amerika akan menebar lobi-lobi politik dan ekonomi untuk melaksanakan keinginannya bahkan kadang memaksa.
Selain itu Anies Baswedan sendiri bukan orang asing bagi pemerintah Amerika, Anies menyelesaikan studi Magister dan Doktoralnya di Amerika, bahkan dalam suatu dokumen Kedubes Amerika yang dikirimkan kepada CIA menyebutkan bahwa Anies Baswedan adalah sahabat Amerika.
Bisa kita lihat disini, antara yang mendukung dan yang didukung mempunya kedekatan khusus dengan Amerika. Potensi ancaman imperialisme Amerika di Indonesia sangat jelas, Amerika melalui Hary Tanoe dan Anies akan menguasai Indonesia dan memecah belah Indonesia seperti yang dilakukan di Timur tengah.
(seword/gerpol)