Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno meminta gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, tak melupakan KPU. Dia juga meminta Anies-Sandi memperhatikan KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum.
Salah satu yang diminta Sumarno ialah anggaran pendidikan politik pemilih. Sumarno menuturkan, selama ini pendidikan politik pemilih hanya berlangsung menjelang pemilihan.
Baca:
- Duh, Ternyata Anies Hanya Dijadikan Gubernur Boneka Oleh Gerindra dan PKS
- Prabowo Halu dan Bikin Tim Transisi Anies-Sandi, Ahok dan Anies Bingung
“Seharusnya pendidikan dilakukan sepanjang masa. Kalau pendidikan terus dilakukan, saya yakin warga sudah cerdas saat pileg, pilpres, dan pilkada serentak nanti,” kata Sumarno di kantor KPU DKI Jakarta, Jumat, 5 Mei 2017.
Sumarno juga meminta Anies-Sandi menganggarkan pemutakhiran data daftar pemilih tetap (DPT). Sejauh ini pemutakhiran data hanya dilakukan saat pilkada.
“Ini harus dilakukan jauh-jauh hari, sehingga nanti tidak ada lagi persoalan pemutakhiran data pemilih,” ungkapnya.
Sumarno juga meminta Anies-Sandi memberikan sarana dan prasarana untuk KPU DKI Jakarta. Saat ini, status fasilitas gedung KPU DKI masih pinjam pakai.
“Kalau bisa biaya operasionalnya juga dianggarkan. Ini kan hanya harapan, ya boleh saja kan? Harapan kan ada yang terkabul ada yang tidak. Mudah-mudahan saja didengar,” kata Sumarno.
Menanggapi permintaan KPU, Anies-Sandi berjanji tidak akan melupakan KPU DKI usai pelantikan nanti. “Katanya KPU diingat saat pendaftaran dan dilupakan saat pelantikan, kami pastikan tidak akan melupakan KPU,” kata Anies diiringi tawa.
KPU DKI Jakarta menetapkan pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Keputusan ini berdasarkan hasil penghitungan suara secara berjenjang yang dilakukan KPU DKI.
Sumarno menyampaikan, pasangan Anies-Sandi unggul dengan 3.240.987 suara atau 57,96 persen. Sedangkan pasangan Ahok-Djarot hanya mendapat 2.350.366 suara atau 42,04 persen.
(metronews/gerpol)