Survei Indikator: 80 Persen Warga DKI Tak Setuju Politisasi Agama yang Dilakukan Pendukung Anies

500500
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Sejumlah survei terpercaya yang dirilis belakangan belum dapat menyimpulkan siapa yang akan memenangkan Pilkada DKI Jakarta putaran ke-2 pada 19 April mendatang. Selisih suara responden begitu tipis, masih dalam batas margin of error.

Namun, ada satu kabar baik. Satu hal sudah dapat dipastikan bahwa ternyata mayoritas responden menyatakan tidak setuju penggunaan isu agama untuk menyerang dan menjatuhkan lawan. Demikian salah satu temuan survei Indikator Politik Indonesia yang digelar 12-14 April kemarin dan baru saja dirilis ke publik.

“Sebanyak 80 persen warga tidak setuju penggunaan isu agama dalam Pilkada. 12 persen lainnya tidak masalah, dan 6 persen tidak tahu,” kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, di Cikini, Jakarta, Sabtu (15/4/2017), saat merilis hasil survei lembaganya.

Taktik mengeksploitasi isu agama ini telah melahirkan sejumlah gerakan yang disayangkan banyak kalangan, antara lain berupa penolakan menyalatkan jenazah pendukung dan bahkan tudingan kafir dan murtad terhadap warga Muslim pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat.

Namun demikian, hasil survei Indikator menunjukkan ternyata mayoritas responden juga menyatakan tak setuju dengan praktik-praktik tersebut.

Baca:

Terungkap, bahwa 56 persen responden menyatakan tidak setuju dengan pendapat bahwa umat muslim berdosa jika memilih Ahok yang notabene seorang non Muslim. Cuma 36 persen yang mengatakan setuju.

Kemudian, sebanyak 62 persen mengaku mengetahui ada isu penolakan menyalatkan jenazah pendukung Ahok. Namun demikian, dari jumlah itu, 80 persen di antaranya menyatakan tidak setuju dan cuma 16 persen lainnya yang setuju.

Survei juga menemukan bahwa 48 persen responden mengaku tahu adanya pamflet, selebaran, atau spanduk yang menyatakan bahwa mereka yang mendukung Ahok-Djarot sama dengan munafik atau bahkan murtad dan kafir.
 Akan tetapi, Burhan menambahkan, “Dari situ 62 persen tidak setuju dengan anggapan itu dan 33 persen lainnya setuju.”

Dalam survei ini jumlah sampel awal ditetapkan sebanyak 1.000 responden, yang dipilih menggunakan metode stratified systematic sampling. Responden yang berhasil diwawancarai sebanyak 495 (respons rate 49,5 persen). Sampel sebanyak 495 memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ±4.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.

(liputan6/gerpol)