Hasil rilis survei Indikator hari ini bisa disimpulkan dengan judul berita di atas. Ahok meroket, Anies merayap, sementara AHY yang dikenal suka moshing dan loncat-loncat, demikian pula hasil surveinya: nyungsep.
Survei Indikator menunjukkan elektabilitas Ahok yang terus meroket bila dibandingkan 2 bulan sebelumnya November dan Desember 2016. Pada bulan November, elektabilitas Ahok sempat “turun” hingga 26.2% akibat isu SARA dan tuduhan penodaan agama yang dilancarkan oleh lawan-lawan politiknya. Tapi pada bulan Desember naik 31.8% dan bulan Januari sudah 38.2%. Elektabilitas Ahok naik, karena makin terbukti kasus tuduhan penodaan agama adalah rekayasa politik dan upaya kriminalisasi dengan terbuktinya saksi-saksi palsu dan abal-abal di pengadilan.
(Baca juga: Populi: Mayoritas Umat Islam Jakarta Memilih Ahok)
Sementara elektabilitas Anies cenderung merayap alias stagnan bin konsisten. Pada bulan November 2016, Anies memperoleh elektabilitas 24.5%, Desember 2016: 23.9% dan bulan Januari 2017: 23.8%.
Sedangkan hasil survei AHY mengikuti hobinya yang suka moshing dan loncat-loncat. AHY terus nyungsep. Pada bulan November AHY memperoleh 30.4% sebagai berkah gara-gara kasus Ahok, dan kita menyaksikan SBY berpidato berapi-api agar Ahok diproses hukum, tapi saat Sylviana, Cawagub anaknya terkait korupsi masjid, SBY tutup mulut rapat-rapat dan akan komentar menunggu lebaran kuda. Pada bulan Desember 2016, AHY melorot ke 26.5%, dan bulan Januari 2017 ke 23.6%.
Temuan survei Indikator ini: Ahok meroket, Anies merayap, AHY nyungsep hampir sama dengan temuan Populi Center sebelumnya yang merilis hasil survei: Ahok 36.7%, Anies 28.5% dan AHY 25%. (baca: Populi: Elektabilitas Ahok 36.7%, Anies 28.5 %, AHY Paling Buncit)
Dengan rilis survei Indikator dan Populi Center makin kuat prediksi Pilkada Jakarta hanya akan berlangsung satu putaran dengan pemenangnya adalah Ahok-Djarot. (baca: Survei: Pilkada Jakarta Satu Putaran, Pemenangnya: Ahok!)