Peserta Aksi 112 dari Palembang terlantar, sampai tanggal 15 mereka masih di Jakarta tidak bisa balik ke Palembang. Dinas Sosial DKI di bawah Gubernur Ahok turun tangan dengan memulangkan mereka.
Meski kita tahu, aksi 112 tidak lebih dari aksi politik yang didatangi Agus-Sylvi dan Anies-Sandi. Dalam aksi itu juga dibentangkan spanduk-spanduk yang mengecam Ahok. Dalam aksi itu juga beberapa perempuan jurnalis dari MetroTV, Global dan KompasTV menerima pelecehan dan kekerasan.
Baca Juga:
- KH Makruf Amien: Atas Nama Rais Aam PBNU Saya Instruksikan Warga NU Tidak Turun Aksi 112
- Wartawan Metro TV Dikeroyok dan Diludahi Massa 112
Peserta Aksi 112 memang lebih banyak “diimpor” dari luar kota Jakarta, karena penduduk Jakarta sendiri sudah jenuh dengan aksi-aksi yang dilabeli agama tapi sesungguhnya hanya kedok politik dari Paslon2 awan Ahok saja.
Peserta dari luar kota diiming-imingi piknik gratis, melihat2 kota Jakarta yang dilengkapi akomodasi dan konsumsi. Tapi, setelah Aksi usai, rata2 dari mereka terlantar. Peserta aksi ini yang ditinggal kabur panitianya tidak hanya terjadi pada aksi 112 saja, tapi juga aksi-aksi sebelumnya: Aksi 411 dan 212, lagi-lagi Pemprov DKI di bawah kepemimpinan gubernur yang mereka maki-maki sebagai “kafir” turun tangan dan memulangkan mereka.
Semoga kejadian ini membuka mata dan nurani kita, mana pemimpin yang benar-benar berpihak dan peduli pada sesama manusia, meski manusia itu membencinya, dan mana yang mengaku paling beriman dan beragama tapi kelakuannya menipu dan menelantarkan manusia yang lain
