Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, membuat pihak Istana menutup sejumlah patung telanjang yang berada di Istana Bogor. Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala mengatakan para patung itu akan dihias demi menghormati Raja Arab dan rombongannya. (baca: Dewi Perssik Ngaku Pernah Diminta Telanjang, Sandiaga Uno Jangan Bohong!)
Bagaimana penjelasannya?
Ahmad Haldani, dosen di Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung mengatakan, penutupan patung di Istana Bogor untuk menghormati tamu yang kebetulan mempunyai mahzab Wahabi.
“Untuk menghormati yang mahzab Wahabi sangat percaya Al-Quran dan hadis. Di mana dalam hadis itu diriwayatkan adanya pelarangan makhluk bernyawa, maka sangat mungkin panitia melakukan ini untuk menghormati tamu kita itu,”ucapnya,
“Sebaiknya hal-hal yang bersifat menggambarkan mahkluk bernyawa itu ditutup,”lanjutnya saat kumparan hubungi Selasa (28/2).
Wahabi adalah sebuah salah satu aliran dalam Islam yang dikembangkan oleh seorang teolog Muslim abad ke-18 yang bernama Muhammad bin Abdul Wahab dari Najd, Arab Saudi. Gagasan muncul bertujuan untuk membersihkan dan menyempurnakan ajaran Islam kepada ajaran yang sesungguhnya berdasarkan Al-Quran dan hadis dari “ketidakmurnian” seperti praktik-praktik penyimpangan dalam menjalankan syariat Islam.
Ahmad menjelaskan, di Arab Saudi patung-patung atau berhala pada jaman dulu sangat ditentang atau diruntuhkan. Terlepas dari era sekarang disembah atau tidak, pemurnian ajaran itu berimbas dari dihilangkan hal-hal kemungkinan berhala.
“Oleh karena itu di Arab atau dunia Islam dikenal Arabesque bukan seni patung. Arabesque itu terkenal dari kaligrafi, flora, mukarnas dan geometri. Seni patungnya tidak ada. Arabesque tidak berpotensi meniru makhluk hidup,”katanya.
Meski demikian, Ahmad menyebut Raja Salman merupakan pemimpin yang toleran. Raja Salman, kata dia, tak akan meminta untuk seluruh patung yang di Indonesia untuk ditutup.
“Tapi saya kira, Raja Salman juga paham tentang budaya Indonesia yang sangat kaya, sehingga akan mengunjungi Bali kan tidak semua patung di Bali akan ditutup,” tutup dia.
(kumparan/gerpol)