Ternyata Sandiaga Uno memang bloon, bahkan pengetahuan dia tentang KJP juga terlalu cetek, menurut Sandiaga Uno KJP akan berlaku untuk sekolah swasta jika dia dan Anies menang Pilkada DKI. KJP bisa dimiliki anak sekolah Negeri maupun Swasta. Bahkan besaran KJP Swasta lebih tinggi daripada Negeri karena tidak mendapatkan subsidi BOP (Bantuan Operasional Pendidikan)
Syarat penerima KJP adalah orangtua murid punya KTP Jakarta, KK dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dari Kelurahan saja. Jadi, penjelasan Sandiaga Uno saat kampanye ini menyesatkan, seolah KJP hanya untuk siswa sekolah Negeri padahal sejak 2015 Negeri maupun Swasta bisa menggunakan KJP.
Baca:
- 9 Alasan Memilih Ahok dan Menolak Anies
- Sandiaga Uno Bukan Spesialis Menyembuhkan Perusahaan Sakit, Tapi Memperparah
- Sandiaga Kembali Dipolisikan karena Memalsukan Kuitansi Pembayaran Tanah
Kebodohan Sandiaga Uno terungkap di laman detikcom berikut ini:
Calon Wakil Gubenur DKI Jakarta Sandiaga Uno melakukan kampanye di Kuningan, Jakarta Selatan. Sandiaga mengajak warga pemilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk memilih dirinya pada putaran kedua nanti.
“Siapa yang kemarin milih Mas Agus? Ayo nggak apa-apa ngaku, yang penting besok pilih nomor 3,” kata Sandiaga di Jalan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/3/2017).
Sejumlah ibu-ibu tertawa mendengar hal tersebut. Kepada Sandiaga, mereka bertanya mengenai program KJP yang diisukan dihapus.
“Pak saya sering dengar KJP akan dihapus, apa benar?” kata salah satu warga.
Sandiaga meyakinkan kepada warga tidak akan menghapus program KJP. Ia berjanji akan melanjutkan dan menambah fasilitas dari program tersebut.
“Jangan mau dibohongi KJP akan dihapus, justru akan kami tambah. Kita ada contohnya nanti KJP akan dipakai di sekolah swasta tanpa pilih kasih. Kami juga akan buka lapangan kerja dengan program OK OCE,” katanya.
Sandiaga meminta doa kepada warga agar dapat diberikan amanah menjadi pemimpin DKI Jakarta. Ia berjanji akan menyatukan semua warga.
“Kita minta doanya agar memilih pimpinan yang amanah, fatonah, siddiq. Yang dulu pilihannya lain, sanggup nggak kita bersatu. Kita harus bersatu semua yang kemarin pilihannya beda bisa memilih nomor tiga. Supaya Jakarta bersatu,” ujarnya.
(detikcom/gerpol)