Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, tidak semua penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) mau memilihnya dalam Pilkada DKI 2017. Mereka yang mendapat KJP juga ada yang tidak menyukai Basuki.
“Kamu kira yang terima KJP itu enggak ikut mendemo saya? Mereka terima KJP, (tetap) ikut demo dan enggak pilih saya kok,” ujar Basuki atau Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (2/3/2017). (Baca: Jangan Takut Jenazah Ditolak, Pemprov DKI akan Urus, Gratis!)
Ahok mencontohkan warga yang tinggal di Luar Batang dan Pasar Ikan. Ahok mengatakan, mereka semua menerima KJP dari Pemerintah Provinsi DKI, tetapi tidak memilih dia sebagai gubernur.
“Itu di Luar Batang, Pasar Ikan yang tinggal di rusun semua anak terima KJP di rusun. Pilih saya enggak? Enggak tuh,” ujar Ahok.
Oleh karena itu, dia bingung ketika pembagian KJP di kantor Wali Kota Jakarta Selatan pada akhir pekan lalu disebut politis. (Baca: Perempuan yang Mau Bikin Pengobatan Gratis Ini Malah Diteriakin Setan dan Diusir)
Dia mengatakan, pembagian itu dilakukan karena sempat terjadi keterlambatan pembagian KJP pada akhir tahun lalu. Pembagian KJP terhambat ketika Ahok sedang cuti kampanye.
“Ada 190.000 KJP tidak dibagikan untuk tahun lalu. Jadi Desember banyak orang enggak dapat KJP sampai Januari. Itu kenapa enggak bilang politis (bahwa) orang Bank DKI mau jatuhkan saya?” ujar Ahok. (Baca: Habib Luthfi: 70% Khatib Jum’at di Jakarta Bawa Tema Politik ke Mimbar Demi Gulingkan Pemerintah)
Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Mohamad Taufik, sebelumnya menilai kegiatan pembagian KJP itu bisa menimbulkan kecurigaan.
Terlebih lagi, biasanya KJP dibagikan di sekolah masing-masing dan bukan pada akhir pekan. Taufik menilai kegiatan itu seperti pembagian bansos menjelang pilkada.
(megapolitan/gerpol)