Ternyata Anies Lebih Arogan dari Ahok

1001320
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Anies Gombal

1. Ternyata Anies Baswedan (AB) lebih arogan dari Basuki Tjahaja Purnama (BTP). Istilah ingin memecat BTP sebagai Gubernur adalah suatu kesombongan yang luar biasa. Andai kata BTP tidak terpilih lagi, dia berarti sudah selesai menjalankan masa jabatannya sampai selesai, bukan dipecat. Yang dipecat adalah AB sebagai Mendikbud karena dia diberhentikan di tengah jalan.

2. Selama debat, AB berulang ulang menyebutkan kata-kata “merangkul semua orang” dan TIDAK PERNAH BERKATA MELAWAN KORUPSI . Dengan demikian, kalau AB jadi Gubernur maka dia akan membiarkan korupsi terhadap APBD DKI demi merangkul para koruptor yang merupakan pendukung nya (Sanusi dari Gerindra, terpidana kasus Raperda Reklamasi, tak pernah dibahas saat AB mengulas reklamasi).

3. AB tidak punya program baru. Ucapan-ucapannya tentang keberhasilan program OK OC membangun ribuan wiraswasta baru adalah OMONG KOSONG. bagaimana mungkin dia sudah menjalankan program OK OC padahal dia belum jadi gubernur? Pakai dana siapa dan apa nama badan usaha/organisasinya? Padahal dia sibuk siang malam berkampanye. Program OK OC tidak pakai APBD tetap kerja sama dengan swasta untuk mendidik wiraswasta untuk jualan baso, dll adalah program OK (omong kosong).

Dlm hal pembinaan pengusaha kecil, program BTP adalah kongkrit. Jakarta Creative Centre sangat bermanfaat untuk wiraswatawan millenial yang baru mulai belajar jadi wiraswasta. Kerjasama Pemda dengan swasta untuk melakukan outsourcing pekerjaan antara perusahaan swasta dengan rakyat (a.l penghuni Rusunawa) secara bisnis lebih nyata. Misalnya untuk pekerjaan-pekerjaan garment, sepatu dll.

4. Kebanggaan AB akan keberhasilannya sewaktu jadi Mendikbud adalah OK (omong kosong). Dia tidak sadar bhw dia DIPECAT oleh Presiden. Kasus keikutsertaan Indonesia di Pameran Buku Frankfurt Fair yang menghabiskan Rp 140 milyar semoga segera didalami oleh KPK.

5. Program rumah tanpa DP adalah OK (omong kosong). Pengamatan dia tentang iklan rumah seharga di bawah Rp 350 juta sangat tidak profesional dan tanpa bukti.

Seandainya betul bisa beli rumah seharga Rp 350 juta tanpa DP, apa artinya? Apakah Pemda DKI yang akan bayarkan DP-nya, misal 20% sebesar Rp 70 juta. Kapan mau dilunasi nya. Kalau tanpa DP, pokok hutang sebesar Rp 350 juta, dgn tingkat bunga 10% berarti bunganya Rp 35 juta/ tahun di luar asuransi dll. Berarti bunga per bulan sebesar Rp 2,9 juta. Belum harus bayar cicilan pokok nya. Kalau hanya punya gaji Rp 7.5 juta perbulan, mana sanggup.

AB lupa bahwa sebagian besar penghuni rusunawa yang dibangun BTP saat ini TIDAK MAU BAYAR (tidak sanggup) biaya pemeliharaan rusun sebesar Rp 350.000/ bulan. Mereka banyak pekerja informal dan pendapatannya di bawah UMR. Bagaimana mungkin mereka ikut program Rumah tanpa DP.

6. Penampilan AB tampak sangat PD dan menunjukan bahwa dia adalah pemimpin (boss) yang sanggup menjadi gubernur dengan merangkul semua orang dan siap kerjasama untuk bagi-bagi proyek yang APBD nya Rp 72 T. Berbeda dengan BTP yang nampak lugu dan rendah hati, siap melayani rakyat karena dia MENGAKU BAHWA DIA ADALAH PELAYAN RAKYAT. Akan bersikap jujur, profesional, bekerja keras dan tidak akan berkompromi dengan maling-maling APBD.

Sekarang pilihan di tangan kita semua, kita ingin jadi tuan dan dilayani oleh BTP sebagai Gubernur DKI atau kita ingin menjadikan AB sebagai tuan kita dan kalau beruntung bisa mendapat kucuran dana APBD yg akan dijadikan objek karena hobbi rangkul-rangkulan dia.

OK OC (OMONG KOSONG – OJO COBLOS). Jangan lupa ajak keluarga, teman, tetangga kita di rumah dan di kantor untuk coblos No 2 supaya kita jadi tuan di Jakarta.

Merdeka

Pahadi

(gerpol)