Jakarta: Spanduk anti-Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang disebar di Jakarta diduga dibuat orang yang sama. Dugaan itu lantaran spanduk satu dan lainnya ada kemiripan.
Oknum memasang spanduk di lingkungan masyarakat dan di tempat ibadah. Tulisan di spanduk sarat dengan pesan provokatif, seperti larangan memilih pemimpin non-Muslim dan pelarangan menyalatkan jenazah pendukung Ahok.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono tidak mau pemasangan spanduk untuk kepentingan politik satu kelompok. Ia yakin spanduk dipasang bukan oleh warga setempat.
Sebab, banyak warga setempat ikut menurunkan spanduk provokatif. Melihat pesan dan cetakannya sama, Sumarsono menduga, spanduk diproduksi satu sumber.
“Kemungkinan ya, tidak banyak sumber. Kalau banyak kan satu spanduk satu sumber, kalau hurufnya sama, dicetak bersama, kan berarti ada yang menggerakkan,” kata Sumarsono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin 13 Maret 2017.
Baca:
- Sandiaga Amnesia, Dilaporkan ke Polisi Ngeles “Enggak Ingat Saya”
- Mangkir Dari Panggilan Polisi, Bukti Sandiaga Uno Miliki Karakter Kepemimpinan Yang Buruk
- Terbongkar 4 Kasus Korupsi Saat Anies Jadi Mendikbud
- Pencitraan Anies Baswedan dan Buruknya Birokrasi Kemendiknas
- Menipu Bapak Angkatnya dan Menggelapkan Tanah, Sandiaga Dipolisikan
Sumarsono menegaskan, Pemerintah DKI berwenang menertibkan spanduk yang merusak keindahan ruang publik, apalagi berpotensi membahayakan ketertiban umum. Aspek pidana jadi urusan polisi.
“Polisi pasti menyelidiki aspek-aspek pengamanan. Intelijen pasti sudah bergerak,” imbuh Sumarsono.
Dia menegaskan, anggota Satuan Polisi Pamong Praja akan terus membersihkan spanduk provokatif. Pemerintah juga melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat agar menyadari dampak dari spanduk itu.
Dari banyaknya bukti-bukti sumber rasis yang menolak jenazah muslim pendukung Ahok berasal dari Timses dan Pendukung Anies Sandi. Maka tinggal iktikad dari pihak aparat keamanan dan pemerintahan untuk menindak tegas otak, penyebar dan pemasang spanduk-spanduk rasis yang mengancam dan menyebarkan kebencian itu.
(Metrotvnews/gerpol)