JAKARTA-Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno telah meluncurkan program Ok Oce Mart. Meski program yang dituding jiplakan dari konsultan dari Yogyakarkan, Ok Oce Mart sebagai salah satu jurus mengembangkan layanan sembako murah dan UMKM. Namun siapa sangka, ternyata harga barang yang dijual di gerai Ok Oce Mart ini jauh lebih mahal dibanding dengan mini market yang sudah lebih dahulu eksis. Bahkan, produk yang dijual pun tidak lengkap.
Baca: OK OCE Mart, Netizen: “Boong Nih, Bukan Produksi Binaan OK OCE Tapi Supply Pabrik Besar”
Gerilyawan mendatangi langsung keberadaan Ok Oce Mart yang baru memiliki satu gerai di Jalan Cikajang Nomor 60, RT13/RW06, Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (13/4).
Tampak sebuah kontainer ditaruh di depan sebuah ruko.
Salah satu karyawan, Rahmawati (20) mengatakan toko mini market bergaya minimalis itu baru dibuka awal April 2017 lalu dan menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat seperti sembako. “Di sini ya begitu mas, lumayanlah yang datang. Kebanyakan pengguna jalan atau warga sekitar belinya produk UMKM dan minuman dingin,” ujar Rahmawati.
Ia mengungkapkan, Ok Oce Mart menggunakan medium kontainer dengan ukuran panjang kurang lebih 6 meter dan lebar 2,5 meter. Memang tidak terlalu luas, sehingga daya tampung barang-barang yang bisa dijual dalam toko tersebut juga terbatas. “Paling produknya kebutuhan yang banyak dicari di mini market pada umumnya, cuma kita memang belum ada beras, daging, atau sejenisnya. Karena, konsepnya memang dibuat modern minimalis,” katanya.
Ok Oce Mart buka dari pukul 08.00 hingga 21.00, dengan menggunakan dua shift pekerja masing-masing 7 jam kerja. Harga-harga yang ditawarkan di gerai itu juga tidak jauh berbeda dengan mini market yang sudah lebih dahulu ada, hanya berbeda Rp 50-Rp 200 saja. Bahkan, tidak semua barang lebih murah dari toko atau mini market lainnya.
Kecewa
Salah satu konsumen, Yanti (53), warga RT01/RW03, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan yang menyempatkan diri untuk berbelanja di Ok Oce Mart harus pulang dengan kecewa karena keberadaan barang di gerai itu tidak lengkap. “Saya awalnya diberitahu teman ada Ok Oce Mart, saya kira di sini sudah lengkap kayak mini market pada umumnya. Cuma malah yang saya cari kayak sabun cuci, pelembut baju, dan pewangi pakaian tidak ada,” ujar Yanti di Ok Oce Mart itu.
Ia berharap agar ke depan, Ok Oce Mart itu lebih disempurnakan lagi dari segi kelengkapan barang. “Sisa barangnya yang belum ketemu paling ya saya cari di mini market seberang saja. Padahal lumayan juga jaraknya dari rumah, tapi ya enggak apa-apalah namanya juga penasaran,” katanya.
Lilis Noor Lismanie, selaku penggagas Ok Oce Mart mengakui, barang-barang yang ada di gerainya memang terbatas sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern.
“Yah kalau sembako kayak beras, cabai, atau bawang mah ibu-ibu juga biasanya kan pergi ke pasar, masak iya mereka cari di sini,” kata Lilis.
“Sekarang memang baru satu ini saja di lokasi ini, rencananya nanti bakalan ada di setiap kecamatan ada satu gerai, jadi akan ada 44 gerai Ok Oce Mart nantinya,” tambahnya lagi.
Ia menjelaskan, modal dasar untuk memiliki gerai Ok Oce Mart membutuhkan dana Rp 200 juta dengan perincian gerai siap pakai dan sudah dilengkapi berbagai stok barang-barang sembako.
“Kontainer ini beratnya 2 ton, kalau lahan tanahnya tidak padat bisa mbelesek. Selain modal Rp 200 juta, pemilik gerai yang mau membuka usaha juga harus menyiapkan uang kemitraan lisensi sebesar Rp 10 juta per tahun, dan biaya maintenance kasir yang dibayarkan bulanan,” jelas Lilis.
(gerpol)