Tepat di seberang Stasiun Tanah abang menjadi titik pusat kemacetan. Pedestrian atau trotoar yang digunakan untuk pejalan kaki malah digunakan sebagai tempat berjualan oleh pedagang kaki lima.
Berdasarkan pantauan merdeka.com, arus kendaraan mulai tersumbat di seberang Stasiun Tanah Abang dan bertambah parah ketika menjelang siang. Hal tersebut disebakan oleh berbagai faktor seperti pedagang kaki lima yang memakan hampir seluruh pedestrian, angkot yang berjalan lambat untuk mencari penumpang, pejalan kaki yang menggunakan jalan raya untuk berjalan hingga para kuli angkut yang berlalu lalang membawa barang dengan alat angkut masing-masing.
Meskipun begitu, menurut salah seorang anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Eko Sunyono, kondisi ini masih terbilang relatif normal. Menurutnya, belum ada instruksi dari atasan untuk melakukan penertiban pedagang.
“Kita hanya sekedar berjaga-jaga saja, menjelang puasa kan tempat ini akan semakin ramai bisa dua hingga tiga kali lipat dari ini,” ujarnya saat tengah memantau kondisi pedagang kaki lima di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (8/5).
Sunyono menjelaskan untuk saat ini yang dilakukan oleh Sat Pol PP hanya membantu menjaga keamanan di lingkungan pasar tanah Abang dan membantu Dinas Perhubungan untuk melancarkan jalan di sekitar pasar Tanah Abang.
Menurutnya, penertiban biasanya akan dilakukan bila pedagang sudah benar-benar menumpuk dan memakan seluruh Pedestrian. “Ini kan masih bisa buat jalan, jadi belum ada penertiban. Penertiban biasanya dilakukan bila pedagang mulai nakal.”
Berdasarkan pantauan kami, mobil dan truk milik petugas Satpol PP hanya terparkir di bahu jalan. Hal tersebut justru makin menghambat laju arus kendaraan.
(merdeka/gerpol)