Jakarta – Sekjen Dewan Syuro DPD FPI Jakarta, yang juga pelapor kasus Ahok, Novel Bamukmin, menyebut warga Kepulauan Seribu yang tertawa mendengar pidato Ahok sebagai awam yang tak paham soal surat Al Maidah ayat 51. Warga Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, protes dengan pernyataan itu.
Pidato kontroversial Ahok yang menyebut surat Al Maidah memang disampaikan di Pulau Pramuka 27 September 2016 lalu. Sedianya, Ahok hanya akan berdialog dengan warga soal budidaya ikan, dilanjutkan panen di salah satu kapal tambak Pulau Panggang. Di sela acara, Ahok berpidato. Pidato itulah yang bergulir jadi kasus dugaan penistaan agama.
Ada pihak yang melaporkan pidato Ahok ke polisi. Ia dilaporkan karena diduga menista agama dengan mengaitkan surat Al Maidah ayat 51 dengan politik. Lebih tepatnya, Ahok diduga menista agama karena mengatakan, “jangan mau dibohongi pakai Al Maidah 51”.
Usai sidang keempat kasus itu, Selasa (3/1), Ahok memberikan keterangan pers. Ahok menuding Novel menyebut warga Kepulauan Seribu yang mendengarkan pidato Ahok kurang beriman.
“Habib Novel juga mengatakan sorenya, 27 September itu, banyak telepon dari Kepulauan Seribu menelepon beliau mengatakan saya menista menodai agama. Ini tertulis laporan tersebut atas kehendak umat Islam seluruh Indonesia. Lalu kita tanya, orang Kepulauan Seribu umat Islam Indonesia bukan? Iya, tapi kurang beriman, katanya. Ini beda Islam-nya,” kata Ahok setelah menjalani sidang di aula Kementan, Jakarta Selatan, Selasa (3/1).
detikcom mendatangi Pulau Pramuka sejak Rabu (4/1) siang hingga Kamis (5/1) siang hari ini. Banyak warga Pulau Pramuka yang cukup antusias saat diajak berbincang soal pidato Ahok. Namun hanya sedikit yang bersedia dikutip sebagai wawancara.
Dari keterangan Lurah Panggang, Yulihardi, acara pidato Ahok di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Pramuka dihadiri oleh peserta yang diundang saja. Karena sosialisasi budidaya ikan, pesertanya merupakan gabungan dari pulau-pulau di sekitar Pulau Pramuka. Jadi, tak banyak juga warga Pulau Pramuka yang datang.
Meski tak banyak yang hadir sebagai peserta resmi acara itu, banyak juga warga Pulau Pramuka yang ikut menyaksikan pidato itu di sekitar lokasi acara. Tak banyak yang memperhatikan isi pidato. Namun yang jelas, kata Yulihardi, tak ada warga yang marah karena pidato Ahok.
Meski tak begitu memperhatikan saat Ahok berpidato, namun sejumlah warga mengaku mendapat cerita lengkap soal pidato Ahok dari Ketua RW setempat. Setelah mendengar cerita, mereka tak merasa ada masalah dengan pidato itu.
Lalu bagaimana jika mereka disebut awam dan tak mengerti surat Al Maidah 51?
“Kita marah juga kalau dibilang seperti itu. Kenapa dia enggak ke sini ngomong begitu. Ya marah juga lah kita memang dia tahu kita di sini Islamnya bagaimana!” ujar warga Pulau Pramuka bernama Linda (41). Linda memang bukan peserta resmi pertemuan dengan Ahok, namun dia mengaku ada di sekitar lokasi acara dan mendengar pidato Ahok.
Tanggapan serupa dilontarkan Marudin Boko (51) warga asli Pulau Panggang. Dia merasa tersinggung dengan pernyataan Novel.
“Memang Islam saya belom dalam. Kalau keseluruhan pulau memang benar dikatakan awam tersinggunglah kita. Dia juga belum tentu bener,” tukasnya.
Senada dengan dua orang lainnya, warga lain bernama Jerry mengaku tak senang mendengar pernyataan itu. Nadanya meninggi saat dimintai tanggapan soal pernyataan Novel.
“Kalau dalam politik, iya kami awam. Tapi kita bukan orang gunung juga. Bukan nggak tahu Alquran sepenuhnya. Kalau mempelajari lagi tahu lah,” ujar Jerry dengan nada tinggi.
Sumber: detik.com