JAKARTA-Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno terus menggunakan berbagai macam cara demi meraih ambisi menjadi pemimpin di DKI Jakarta.
Setelah menggunakan isu SARA, politisasi masjid hingga menolak menshalatkan jenasah, tim Anies-Sandi juga bakalan memanfaatkan sumber keuangan yang mereka miliki untuk membeli suara pada pencoblosan 19 April nanti.
Sumber gerilyawan menyebutkan Tim Anies-Sandi siap menggelontorkan uang yang tidak terbatas untuk membeli dukungan warga Jakarta agar memilih mereka dalam putaran kedua ini.”Bandar Anies-Sandi sudah menyiapkan dana money politik. Soal uang ini, bukan masalah bagi Anies-Sandi, karena para pengusaha hitam pasti membackup pendanaan mereka,” ujar sumber gerilyawan di Jakarta, Senin (17/4).
Informasi soal bagi-bagi uang Anies-Sandi ini bukan isapan jempol belaka. Pasalnya, uang ini sudah dalam amplop yang akan dibagikan subuh berjamaah Rabu 19 April. “Uang-uang ini siap didistribusikan. Jumlahnya bervarisasi, mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta,” terangnya.
Sebenarnya, modus membagi-bagi uang ini bukan hal baru bagi Anies-Sandi. Sejak putaran pertama, paslon nomor urut 3 ini memang membagi-bagi amplop pada saat subuh.
Meski pola ini sudah dilaporkan ke penyelenggara pemilu, namun tidak pernah direspon. Maklum, sebagian oknum penyelenggara pemilu tak lain adalah tim sukses terselubung bagi Anies-Sandi.
Berbicara soal dana kampanye, Anies-Sandi memang juara. Pada putaran pertama, total dana kampenye Anies-Sandi sebesar Rp 65,3 miliar.
Hebatnya, hampir seluruh dana tersebut berasal dari Sandiaga, yakni Rp 62,8 miliar. Sedangkan Anies hanya menyumbang Rp 400 juta. Sementara sumbangan dari parpol pengusung dan swasta mencapai Rp 1,2 Miliar.
Di putaran kedua ini, Anies-Sandi mengumpulkan dana kampanye Rp 18 miliar. Lagi-lagi, Sandiaga menjadi sumber penyumbang terbesar.
Baca:
-
Breaking News: Timses Anies Sandi Ditangkap Polsek Duren Sawit Bagi-bagi Sembako dan Selebaran SARA
-
Cadas! Kata Kapolri: Kalau Ada Pengumpulan Massa di TPS dan Intimidatif, Kami Angkut!
- Resmi Polisi Larang Tasmasya Al Maidah yang Digalang Guru Agama Prabowo
Dengan demikian, secara keseluruhan, total dana kampanye Anies-Sandi dari putaran pertama dan kedua mendekati angka Rp 90 Miliar dengan pengeluaran sebesar Rp 82,6 miliar. “Jadi, kalau soal uang untuk membeli suara, mereka nggak kekurangan,” tutur sumber gerilyawan.
Salah satu sumber pendanaan Anies-Sandi berasal dari pangeran Cendana Tomy Soeharto.
Keterlibatan Tomy Soeharto dalam pilkada DKI Jakarta ini terlihat dari beberapa acara Anies-Sandi yang difasilitasi keluarga Cendana.
Bahkan, mantan narapidana pelaku tindak kejahatan ini juga terlibat aktif mendanai kegiatan kampanye Anies-Sandi. “Tommy juga kan yang diduga mendanai aksi makar di Jakarta. Memang dia berkepentingan dengan pilkada DKI Jakarta karena selama ini, Ahoklah menjadi penghalang bisnis-bisnisnya di Jakarta,” jelas sumber gerilyawan ini.
Dengan menyingkirkan Ahok maka upaya Tommy Soeharto membangun gurita bisnisnya di Jakarta bakalan berjalan mulus. Sementara Anies-Sandi tak lain adalah pasangan gubernur ‘peliharaannya’ yang mudah disetir sesuai keinginannya. Hal inilah yang membuat Tommy Soeharto berkepentingan memenangkan Anies-Sandi.
Sumber gerilyawan ini menuturkan uang cash yang disediakan Tommy and The Gang ini dipakai sepenuhnya untuk memenangkan Anies Sandi. Dan sebagai kompensasinya, bisnis Keluarga Cendana akan kembali. Paling tidak, proyek reklamasi yang dimiliki Keluarga Cendana dilanjutkan.
Barter dukungan antara Tommy-Anies dalam proyek reklamasi ini terlihat jelas dari perubahan sikap dari mantan menteri pecatan Presiden Joko Widodo ini.
Anies yang gawalnya garang menolak reklamasi justru kini memble dan bertekuk lutut dibawah kepentingan bisnis sang cukong.
Jika awalnya cagub yang identik dengan ‘penata kata’ ini getol menolak reklamasi, namun memasuki putaran kedua ini, justru terjadi perubahan sikap hampir 90 derajat.
Perubahan drastis sikap Anies diduga terkait deal bisnis reklamasi ini. “Jadi, ada banyak cukong dibalik Anies-Sandi ini. Yang paling kentara memang bos MNC, Hary Tanoe dan Tommy Soeharto. Kalau sembako bohirnya memang Hary Tanoe, sedangkan uang cash dipasok oleh Tommy Soeharto,” ucapnya.
(gerpol)