Terbongkar! Fahira Idris Ngamuk Untuk Menutupi Fitnahnya

8404
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Uni Japra Berburu Celeng

Uni Japra alias Fahira Idris, koordinator preman saat Pilkada DKI lalu kembali menebar teror karena cuitan dia tentang Buni Yani jadi bulan-bulanan netizen. Cuitan Fahira Idris adalah sebagai berikut.

Cuitan Fahira

Cuitan tersebut langsung viral, penyebabnya adalah beberapa hari sebelum cuitan ini muncul, sosmed viral sekali dengan berita Buni Yani kehabisan uang sampai 900 juta rupiah untuk bayar pengacara, suami Fahida Idris.

Buni Yani, kini sudah tidak punya pekerjaan tetap. semenjak terjerat kasus video Al Maidah 51 dosen nonaktif London School of Public Relations tersebut tak lagi punya pekerjaan tetap. Rutinitas Buni Yani sehari-hari kini hanya menulis sambil menunggu panggilan menjadi pembicara di seminar-seminar. #buniyani #almaidah51 #ahok #basukitjahajapurnama

A post shared by sayaberitahu (@sayaberitahu.id) on

Fahira ngamuk karena merasa difitnah oleh netizen yang menyatakan bahwa donasi Buni Yani adalah akal-akalan untuk bayar lawyer Buni Yani. Sedangkan cuitan Fahira juga bernada fitnah dengan menyebut “Ahokers Penyebab Buni Yani kehilangan mata pencaharian”.

Untuk menutup fitnah yang dia lakukan, Fahira menuduh seorang netizen melakukan fitnah. Dibarengi team hore Khilafah yang turut serta memanaskan suasana, plus spesialisasi mereka yaitu membully dengan ancaman yang serius.

Ada serangan pada seorang netizen yang dilakukan Uni Japra yang cukup viral, dan juga ancaman pada akun tersebut dengan mengerahkan pasukan cyber asuhannya. Intimidasi yang dilakukan juga sudah sangat mengkawatirkan seperti ini.

Rekam Jejak Fitnah dan Intimidasi Uni Japra

Gerilyawan mengumpulkan catatan fitnah oleh Fahira yang didapatkan dari netizen sebagai berikut:

  • Intimidasi warga oleh Bang Japar jelang Pilkada
  • Intimidasi di hari pemilihan 19 April 2017
  • Fitnah Soal Buni Yani dipukuli 
  • Fitnah tentang penutupan akses Masjid #GazaInJakarta

Dari contoh diatas Fahira memang harus galak dan intimidatif di sosmed, untuk menutupi fitnah dan hoax yang selalu dia tebar. Istilahnya maling teriak maling, supaya eksistensinya aman dan langkah politiknya lancar bersama cecunguk yang setia bikin ribut dan ancam orang lain yang mengkritisi kebusukannya. (bersambung)

(gerpol)